Mengenal Growth Hormone Deficiency, Penyakit Lionel Messi Sebelum Antarkan Argentina Juara Piala Dunia 2022
JAKARTA Lionel Messi yang kini jadi sorotan dunia merupakan kapten timnas sepakbola Argentina yang fenomenal. Namanya sudah dikenal sejak belasan tahun lalu. Kini kiprahnya di dunia sepakbola pun disebut-sebut kian meroket lantaran berhasil mengantarkan Argentina memboyong trofi Piala Dunia 2022.
Siapa sangka, pemain dengan julukan Greatest of All Time itu sempat didiagnosis mengidap penyakit yang menganggu pertumbuhan hingga tinggi badannya lebih pendek dari kebanyakan orang Argentina.
Lionel Messi didiagnosis mengalami growth hormone deficiency pada usia 11 tahun setelah menjalani serangkaian pemeriksaan. Kondisi ini membuatnya kekurangan hormon pertumbuhan sehingga tinggi badan Messi kecil sekitar 132 cm dan tidak tumbuh sejak ia berusia 9 tahun.
Meski begitu, kepiawaiannya dalam bermain di lapangan hijau membuat Messi kecil direkrut oleh FC Barcelona sejak berusia 13 tahun. Melalui surat kontrak itu, klub sepakbola profesional tersebut rela menanggung seluruh biaya pengobatan dan perawatan untuk memperbaiki kondisi kesehatan Lionel Messi.
Messi menjalani serangkaian terapi hormon untuk merawat kondisi growth hormone deficiency yang dialaminya. Pesepakbola ini diketahui mendapat suntikan somatotropin atau hormon pertumbuhan manusia (hGH) setiap hari. Suntikan hormon ini membuat Messi mencapai tinggi badan lebih baik mencapai rata-rata, serta semakin menunjang kariernya sebagai pemain sepakbola.
Hormon pertumbuhan adalah zat yang diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan lain yang membantu anak tumbuh dan berkembang. Sedangkan defisiensi hormon pertumbuhan adalah suatu kondisi di mana kelenjar pituitari tidak menghasilkan hormon pertumbuhan yang cukup, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
Ada dua jenis defisiensi hormon pertumbuhan:
1. Defisiensi GH Bawaan
Ini adalah jenis defisiensi yang biasanya dialami bayi sejak lahir. Awalnya, pertumbuhan mereka mungkin tampak normal tetapi gejalanya mulai terlihat saat berusia sekitar 6 hingga 12 bulan.
2. Defisiensi GH yang Didapat
Jenis defisiensi ini terjadi ketika kelenjar hipofisis tubuh berhenti memproduksi hormon pertumbuhan yang cukup bagi tubuh untuk tumbuh secara normal. Ini dapat dimulai kapan saja selama masa kanak-kanak.
Dikutip dari Hopkins Medicine, Rabu (21/12/2022), penyebab growth hormone deficiency belum diketahui secara pasti. Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab GHD yang perlu diwaspadai:
- Kelainan genetik- Tumor di kelenjar hipofisis atau daerah hipotalamus di dekat otak- Cedera kepala serius- Infeksi- Paparan radiasi
Beberapa tes yang dapat mendiagnosis kondisi tersebut adalah:
-Tes darah- Sinar-X usia tulang- Tes stimulasi GH- MRI otak
Untuk mengobati defisiensi GH, seseorang mungkin memerlukan suntikan hormon pertumbuhan sintetis setiap hari. Bergantung pada kemajuan orang tersebut, pengobatan dapat berlangsung beberapa tahun hingga akhir masa pubertas. Penting agar pengobatan dimulai sedini mungkin karena kemungkinan keberhasilannya lebih besar.
(tsa)