Siaga Kebakaran, Damkar DKI Akui Kekurangan Jumlah Personel
JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Disgulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi Gunawan mengakui bahwa pos pemadam kebakaran di Jakarta masih kurang dari idealnya 267 pos yang ada di masing-masing kelurahan. Selain itu, ia menyoroti masih minimnya jumlah personil pemadam kebakaran di Jakarta sehingga harus membentuk relawan.
“Terkait sarana dan prasarana, kami saat ini memiliki 172 pos pemadam kebakaran dari 267 kelurahan. Idealnya, setiap kelurahan memiliki pos pemadam kebakaran. Secara personel, kami juga masih sangat kurang, untuk itu kami berupaya membantuk relawan pemadam kebakaran di tingkat kelurahan untuk mencapai waktu tanggap yang optimal,” kata Satriadi di Jakarta, Rabu (22/1/2025).
Sebagai langkah antisipasi tambahan, Satriadi menyebut Gulkarmat DKI Jakarta telah memasang 42 hidran mandiri di daerah rawan kebakaran. Selain itu, alat pemadam api ringan (APAR) secara rutin diadakan dengan target minimal setiap RT memiliki dua unit APAR.
“Kami akan terus bekerja keras dalam hal ini. Namun, keberhasilan upaya ini memerlukan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat,” ucapnya.
Satriadi mengatakan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat juga menjadi fokus utama Dinas Gulkarmat DKI Jakarta dalam rangka pencegahan kebakaran. Bentuk sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di antaranya melalui balai warga di pos RW, petugas yang sosialisasi melalui pengeras suara (woro-woro) di tempat-tempat pemukiman padat penduduk, kerja sama dengan DKM masjid untuk mengimbau pencegahan kebakaran, serta program penempelan stiker cegah kebakaran yang bekerja sama dengan lurah serta RW dan RT di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menangani potensi kebakaran di lingkungan masing-masing secara dini. Sepanjang tahun 2024 Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta telah melakukan sebanyak 4.474 RW yang tersosialisasi di lima wilayah DKI Jakarta.
Sementara itu, terkait pengawasan bangunan di DKI Jakarta, Satriadi mengungkapkan bahwa setiap tahun Dinas Gulkarmat mengeluarkan sertifikat keselamatan kebakaran bagi gedung-gedung yang memenuhi syarat.
“Ada beberapa gedung yang tidak memenuhi syarat, namun biasanya mereka sedang dalam proses perbaikan. Kami tidak langsung menutup atau mengeksekusi gedung tersebut, melainkan melakukan pembinaan terlebih dahulu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dinas Gulkarmat DKI Jakarta berkomitmen untuk terus meningkatkan kesiapan dan kapasitas dalam menghadapi risiko kebakaran. Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan risiko kebakaran dapat diminimalkan secara signifikan. Bagi para pengelola gedung diimbau untuk memastikan prasarana dan sarana mitigasi kebakarannya dalam keadaan optimal.
Sekadar informasi, dua kebakaran hebat terjadi dalam kurun waktu yang berdekatan mulai dari kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat yang dilaporkan 14 korban hilang, ditemukan 9 kantong jenazah dan 9 korban selamat.
Kemudian, kebakaran permukiman padat penduduk di Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat yang setidaknya menghanguskan 11 RT dan ribuan jiwa harus mengungsi akibat musibah kebakaran itu.