Duh! Dalam Sebulan, 10 Juta Pelanggaran Lalin Terjadi di Jakarta dan Sekitarnya
JAKARTA - Ditlantas Polda Metro Jaya mencatat, dalam satu bulan terdapat 10 juta pelanggaran lalu lintas terjadi di Jakarta dan sekitarnya. Maka itu, guna mengantisipasi tingginya pelanggaran tersebut, pihaknya bakal mulai memberlakukan penindakan secara ETLE melalui sistem Cakra Presisi.
1. Banyaknya Pelanggar Lalu Lintas Bikin Miris
Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Latif Usman mengaku miris dengan banyaknya pelanggar lalu lintas. Padahal, banyak kerugian yang ditimbulkan, salah satunya kematian.
"Kita miris melihat data di TAR (Traffic Attitude Records) kami, ada rata-rata 1 bulan 10 juta pelanggaran, itu berpotensi menyebabkan kematian, kerusakan, kerugian, dan ini pasti akan menurunkan kesejahteraan masyarakat," ujar Kombes Latif Usman, Jumat (17/1/2025).
2. Pelanggar Ditindak Bakal Ditindak dengan Sistem Cakra Presisi
Menurutnya, tingginya angka pelanggaran lalu lintas pun membuat angka kecelakaan lalu lintas cukup tinggi dengan angka 12 ribu lebih kasus kecelakaan terjadi di Jakarta pada tahun 2024 lalu. Maka itu, diperlukan penindakan pelanggar lalu lintas dengan sistem yang efektif, yakni sistem Cakra Presisi.
Sistem tersebut, kata dia, terintegrasi dengan ETLE telah terpasang di sejumlah titik wilayah Jakarta dan sekitarnya, yang mana penerapan sistem Cakra Presisi bakal dilakukan mulai pekan depan.
3. ETLE Belum Maksimal
Sistem Cakra Presisi perlu diterapkan karena belum maksimalmya penegakkan hukum ETLE statis dan mobile, yang mana pelanggar lalu lintas yang terjaring lewat ETLE statis dan mobil masih harus disortir kembali oleh petugas Ditlantas Polda Metro Jaya.
"Cakra Presisi ini yang sebelumnya manual akan otomatis. Dahulu dikerjakan oleh manusia, sekarang akan dikerjakan oleh alat (sistem), karena kemampuan anggota kami dalam menyortir jumlah pelanggaran yang ter-capture sangat terbatas," tuturnya.
4. Pengiriman Surat Tilang Terbatas Anggaran
Ia menerangkan, pengiriman surat tilang ke alamat tempat tinggal pelanggar tidak efektif karena terbatas anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Alhasil, dari 10 juta pelanggaran yang terekam ETLE, hanya bisa dikonfirmasi sebanyak 600 ribu saja.
"Jadi rata-rata kami dalam satu tahun dengan anggaran DIPA sekitar Rp3 miliar sekian, kami hanya mampu mengirimkan (surat tilang) kepada sekitar 600 ribu (pelanggar)," jelasnya.
5. Target Kirim 120 Juta Surat Tilang per Tahun
Latif mengungkap, Ditlantas Polda Metro Jaya menargetkan 120 juta pengiriman surat tilang pertahunnya melalui sistem Cakra Presisi. Nantinya para pelanggar lalu lintas akan mendapat notifikasi melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp dari nomor business E-TLE Ditlantas Polda Metro Jaya dengan nomor 0878-1717-4000 dan saat sudah menerima notifikasi tersebut, pemilik kendaraan wajib melakukan klarifikasi di website etle-pmj.id.
"Kalau masyarakat sudah mengirimkan data yang benar, ini akan langsung secara real time. Misalnya pada saat melakukan pelanggaran, hitungan satu menit langsung akan muncul notifikasi di ponsel," paparnya.
6. Pelanggar Bakal Diblokir jika Tak Mengklarifikasi
Setelah muncul notifikasi, pelanggar harus melakukan klarifikasi. Jika tidak dilakukan, maka kepolisian akan memblokir kendaraan pelanggar tersebut.
"Jika pelanggar tidak mengklarifikasi, kami akan memblokir nomor polisi kendaraan mereka. Pemilik kendaraan akan mengetahui bahwa kendaraannya terblokir saat melakukan proses STNK di Samsat," beber Latif.
Dia menjabarkan, sistem tersebut bakal dilakukan secara maksimal mengingat hingga kini telah ada 132 ETLE statis dan 10 ETLE mobile. Terlebih, di tahun 2025 ini pihaknya bakal mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah sebanyak 40 ETLE mobil.
7. Tak Ada Lagi Tilang Manual
Latif menambahkan, dengan sistem tersebut, tak bakal ada lagi tilang manual ke depannya. Begitu juga tingginya angka kecelakaan akibat tingginya jumlah pelanggar lalu lintas diharapkan bisa dicegah melalui sistem tersebut.
"Saya yakin seyakin-yakinnya apabila bisa berjalan cukup 6 bulan, maksimal 1 tahun, Jakarta bisa tertib, saya yakin itu, angka kecelakaan yang tadi jumlahnya tiap hari 2 (orang meninggal) dengan usaha ini betul-betul bisa terjaga (dicegah) di lapangan. Sekaligus sebagai edukasi bahwa seluruh kota Jakarta ini sudah diawasi, ETLE sudah dimana-mana, ruas jalan yang tidak ada ETLE statis pasti ada ETLE Mobil yang akan bergerak di situ," katanya.