Dampak Kebakaran Los Angeles: Harga Barang Naik hingga Pengangguran Melonjak
JAKARTA - Kebakaran dahsyat Los Angeles memberikan dampak pada perekonomian. Rusaknya banyak properti karena terbakar dan gangguan pasar kerja memberikan tekanan terhadap inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
1. Prediksi Goldman Sachs
Ekonom Goldman Sachs memperkirakan terjadi hambatan karena adanya bencana memperlambat pertumbuhan hingga 0,2 di kuartal pertama tahun ini dengan asumsi hal itu tidak diimbangi oleh aktivitas terkait pembangunan kembali.
2. Lapangan Kerja
Pertumbuhan lapangan kerja di Januari kemungkinan berkurang antara 15.000 dan 25.000 akibat kebakaran. Jumlah penurunan tersebut relatif kecil dalam perekonomian AS yang menambah 256.000 lapangan kerja di Desember lalu didorong oleh fakta bahwa hanya sekitar 0,5 penduduk California.
3. Klaim Asuransi Meningkat
Goldman Sachs memperkirakan klaim asuransi pengangguran akan meningkat.
mencatat kurang lebih antara 20.000 dan 40.000 pada tingkat penciptaan lapangan kerja. Mereka mencatat tekanan inflasi yang diukur dengan indeks harga konsumen yang dilucuti dari biaya makanan dan energi kemungkinan akan menjadi empat hingga sembilan basis poin lebih tinggi akibat dampak kebakaran.
4. Harga Barang Naik
“Kejutan tampaknya terjadi pada harga barang, khususnya, pada mobil bekas dan baru,” kata Analis Morgan Stanley, Reinhart, dilansir dari Reuters, Rabu (15/1/2025).
“Kami menemukan bukti inflasi mobil bekas dan baru yang lebih kuat setelah kebakaran hutan. Berdasarkan bencana serupa, sementara barang inti eks otomotif tampaknya tidak terpengaruh secara signifikan,” katanya.
5. Harga-harga yang Naik Pasca Kebakaran
JP Morgan juga memperkirakan akan ada kenaikan harga sewa, pasokan konstruksi dan tenaga kerja konstruksi perumahan di LA. Namun secara nasional tidak begitu terdampak.
"Dampak ekonomi nasional yang relatif terkendali dari kebakaran California terjadi saat ekonomi AS memasuki tahun 2025 dengan pijakan yang kuat dan tingkat inflasi yang tinggi. Meski demikian, bencana tersebut menambah ketidakpastian ekonomi yang sudah meningkat dengan kembalinya Donald Trump sebagai presiden, setelah berkampanye dengan platform kenaikan tarif yang besar dan deportasi imigran ilegal yang meluas," kata Analis.