Memori Buruk dan Trauma Bisa Dihapuskan? Riset Terbaru Ungkap Fakta Mengejutkan

Memori Buruk dan Trauma Bisa Dihapuskan? Riset Terbaru Ungkap Fakta Mengejutkan

Berita Utama | okezone | Selasa, 14 Januari 2025 - 18:26
share

Pernahkah Anda merasa terjebak dalam ingatan buruk atau kilasan traumatis yang terus menghantui? Jika iya, kabar baik datang dari dunia penelitian. Para ilmuwan kini menemukan pendekatan baru yang menjanjikan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu melemahkan ingatan negatif dengan mengaktifkan ingatan positif. 

Penelitian ini digadang-gadang dapat memberikan harapan baru dalam pengobatan gangguan mental yang berkaitan dengan trauma atau stres. Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan selama beberapa hari, tim peneliti internasional mengajak 37 peserta untuk mengaitkan kata-kata acak dengan gambar-gambar negatif, seperti cedera atau hewan berbahaya. 

Setelah itu, mereka mencoba "mengatur ulang" sebagian asosiasi tersebut dengan tujuan mengganggu ingatan buruk dan memperkenalkan gambar-gambar positif yang dapat memengaruhi cara ingatan mereka bekerja.

Hasilnya cukup membawa angin segar. Para peneliti menemukan bahwa teknik ini mampu melemahkan kemampuan peserta untuk mengingat ingatan negatif yang telah dikaitkan dengan gambar-gambar yang diberikan. Selain itu, ingatan positif lebih sering muncul dalam pikiran mereka sehingga membuat emosi mereka stabil. 

“Intervensi tidur non-invasif dapat memodifikasi ingatan yang mengganggu dan merubah respons emosional terhadapnya. Selama tidur, otak kita memainkan kembali memori untuk menyimpannya,” tulis penelitian tersebut seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (14/1/2025). 

Lebih lanjut dijelaskan, para peneliti memanfaatkan fase tidur non-rapid eye movement (NREM), yang dikenal sangat penting untuk penyimpanan memori. Mereka memainkan rekaman kata-kata yang telah dikaitkan dengan gambar positif selama fase tidur ini, dan mengamati peningkatan aktivitas gelombang theta di otak, yang berhubungan dengan pengolahan memori emosional. 

Hasilnya, aktivitas otak meningkat lebih signifikan ketika kata-kata positif digunakan. Namun mereka menekankan bahwa penelitian tersebut masih tahap awal dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

 

Mereka juga mencatat bahwa dampak dari melihat gambar negatif dalam eksperimen tentu berbeda dengan pengalaman traumatis nyata. Menghapus ingatan dari peristiwa traumatis yang benar-benar terjadi mungkin jauh lebih rumit.

Kendati demikian, temuan ini membuka potensi besar dalam upaya untuk mengatasi gangguan mental yang berhubungan dengan trauma dan ingatan negatif. Walaupun banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti jenis ingatan, area otak yang terlibat, dan fase tidur, langkah awal ini menunjukkan adanya kemungkinan untuk memodifikasi atau menghapus ingatan yang mengganggu dengan cara yang aman dan efektif. 

Topik Menarik