Pantau Makan Bergizi Gratis, Wamendagri Temukan Lauk Ayam Sulit Disantap Anak-Anak
BOGOR - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto meninjau tahap pertama dimulainya program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Boswa Bina Insani, Kota Bogor.
Dalam peninjauan ini, ada sedikit catatan terkait salah satu menu yang disajikan menu kepada murid TK. Di mana, terdapat menu ayam yang dinilai menyulitkan anak-anak tersebut dalam menyantapnya.
"Ada hal-hal kecil yang kami temukan pagi ini misalnya kalau anak-anak TK ini agak kesulitan untuk memotong ayam gitu ya," kata Bima, kepada wartawan di lokasi, Senin (6/1/2025).
Diharapkan, nantinya ada perbaikan dalam memberikan sajian daging khususnya untuk murid TK. Bisa diganti dengan olahan daging ayam berbentuk irisan yang memudahkan anak-anak.
"Mungkin ke depan akan diperbaiki sajian dagingnya dalam bentuk filet atau irisan gitu," ungkapnya.
Di samping itu, lanjut Bima, semua sistem dalam tahap pertama program MBG di Kota Bogor berjalan dengan baik. Kemendagri memastikan agar semua pemeritah daerah berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memahami secara teknis sistem yang disiapkan dalam program ini.
"Kami melihat di tempat ini sistem ini terbangun dengan baik tidak saja dalam hal kesiapan dari dapur, secara teknis tetapi juga kandungan gizi yang disiapkan untuk anak-anak. Tentu pasti akan ada perbaikan-perbaikan ke depan terkait dengan bentuk kerjasama yang mungkin berbeda-beda di setiap daerah tetapi ke depan Kemendagri akan pastikan bahwa kolaborasi itu berjalan dengan maksimal dengan mempelajari catatan yang ada," harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Philips J. Vermonte mengatakan bahwa untuk tahap pertama dalam program MBG ini terdapat 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mulai beroperasi.
"Kalau perhari ini belum (semua) karena hari ini ada 190 dapur SPPG namanya itu. Kan kalau 1 dapur kira-kira bisa menghandel 3.000 siswa yang tersebar di beberapa sekolah dan target yang ditetapkan adalah sekarang 190 nanti akhir Februari 900 kemudian nanti Maret- April bisa 2.000-an," ucap Philips.
Sehingga ditargetkan, untuk akhir tahun 2025 akan tercapai sekitar 15 juta siswa penerima untuk seluruh Indonesia dan dalam 5 tahun sekitar 80 juta siswa.
"Ibaratnya kemarin uji coba, kemudian kita mulai bertahap karena ini program yang sangat besar jadi harus bertahap agar kita bisa evaluasi dan bisa siapkan perbaikan-perbaikan agar berikutnya bisa berjalan dengan baik," pungkasnya.