Adu Tarif Listrik Indonesia dengan Malaysia, Ternyata Bak Langit dan Bumi
JAKARTA – Adu tarif listrik Indonesia dengan Malaysia, ternyata bak langit dan bumi. Di tengah maraknya diskon tarif listrik 50 yang akan ditetapkan pada awal Januari–Februari 2025, tarif listrik Indonesia masih tetap terbilang mahal jika dibandingkan dengan Malaysia.
Di Indonesia, perbedaan tarif listrik PLN yang naik turun dilakukan setiap 3 bulan dengan parameter ekonomi sesuai dengan patokan Indonesian Crude Price (ICP), kurs dollar, dan Harga Batubara Acuan (HBA).
Berikut rincian perbedaan tarif listrik Indonesia dengan Malaysia, bak langit dan bumi. Tarif listrik Indonesia sebagai berikut:
1. Golongan R-1/ Tegangan Rendah (TR) daya 900 VA, Rp1.352 per kWh.
2. Golongan R-1/ TR daya 1.300 VA, Rp1.444,70 per kWh.
3. Golongan R-1/ TR daya 2.200 VA, Rp1.444,70 per kWh.
4. Golongan R-2/ TR daya 3.500 – 5.500 VA, Rp1.699,53 per kWh.
5. Golongan R-3/ TR daya 6.600 VA ke atas, Rp1.699,53 per kWh.
6. Golongan B-2/ TR daya 6.600 VA – 200 kVA, Rp1.444,70 per kWh.
7. Golongan B-3/ Tegangan Menengah (TM) daya di atas 200 kVA, Rp1.114,74 per kWh.
8. Golongan I-3/ TM daya di atas 200 kVA, Rp1.114,74 per kWh.
9. Golongan I-4/ Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas, Rp996,74 per kWh.
10. Golongan P-1/ TR daya 6.600 VA – 200 kVA, Rp1.699,53 per kWh.
11. Golongan P-2/ TM daya di atas 200 kVA, Rp1.522,88 per kWh.
12. Golongan P-3/ TR untuk penerangan jalan umum, Rp1.699,53 per kWh.
13. Golongan L/ TR, TM, TT, Rp1.644,52 per kWh.
Bagi yang belum tahu, penggolongan tarif listrik PLN di atas, R-1 adalah kode untuk rumah tangga kecil dengan daya 900 – 2.200 VA. Pelanggan R-2 dan R-3 memiliki daya lebih besar dan tergolong rumah dengan konsumsi listrik besar dan umumnya masuk dalam kategori ekonomi menengah ke atas.
Golongan I adalah kode untuk industri, golongan P-1 adalah kode untuk kantor pemerintah kecil, P-2 untuk kantor pemerintah besar, dan P-3 untuk penerangan jalan umum. Sementara golongan L adalah kode untuk layanan khusus.
Di sisi lain, pemerintah Malaysia menolak wacana kenaikan tarif listrik dan memberlakukan tarif progresif untuk konsumsi listrik rumah tangga, dengan regulasi sebagai berikut:
1. 45,62 sen per kWh di bawah Periode Regulasi 4 (RP4).
2. 39,95 sen per kWh di bawah RP3.
3. Potongan harga 2 sen per kWh untuk 6,9 juta konsumen rumah tangga di bawah 600 kWh.
4. Tidak ada perubahan untuk 1,3 juta konsumen di bawah 1.500 kWh.
5. Potongan harga 10 sen per kWh untuk 85.000 konsumen di atas 1.500 kWh.
Berikut rincian tarif listrik Malaysia berdasarkan konsumsi bulanan:
1. 1 – 200 kWh: 21,80 sen per kWh atau sekitar Rp721
2. 201 – 300 kWh: 33,40 sen per kWh atau sekitar Rp1.104
3. 301 – 600 kWh: 51,60 sen per kWh atau sekitar Rp1.708
4. 601 – 900 kWh: 54,60 sen per kWh atau sekitar Rp1.807
5. 900 kWh: 57,10 sen per kWh atau sekitar Rp1.890