Tren AI, Bukan Lagi Pilihan tapi Kebutuhan
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) sedang lagi tren saat ini. Berbagai kemudahan ditawarkan, mulai dari yang sekadar hiburan sampai yang berhubungan langsung dengan dunia usaha dan pekerjaan.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid mengatakan AI bukan lagi pilihan tapi sudah menjadi kebutuhan masyarakat, termasuk bagi pelaku usaha. Hal itu disampaikannya saat berbicara soal AI di Urban Forest, Jakarta Selatan, dikutip Senin (23/12/2024).
“Pemanfaatan teknologi digital, termasuk AI, bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Jika UMKM di luar negeri telah menggunakan AI untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing, maka kita juga harus siap. Jika tidak, kita akan kalah dalam persaingan global,” ujar Meutya Hafid.
Untuk itu, Meutya mendorong pelaku UMKM beradaptasi dan mampu memanfaatkan teknologi sebagai senjata utama untuk bersaing di pasar global. Dengan AI, UMKM dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengembangkan strategi pemasaran yang lebih cerdas, dan menciptakan produk yang relevan dengan kebutuhan pasar internasional.
Kemampuan tersebut adalah kunci menghadapi tantangan arus digitalisasi di era ekonomi digital. Maka penguatan keterampilan digital UMKM menjadi salah satu fokus pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan data Kemkomdigi, kata Meutya, hingga 2023 baru sekitar 38,7 persen UMKM di Indonesia yang telah memanfaatkan teknologi digital. Begitu pula data Badan Ekonomi Kreatif pada periode yang sama sebesar 42 persen. Angka ini memang naik dari 34 persen pada 2022, tetapi dinilai belum signifikan mengingat derasnya arus digitalisasi.
“Pertumbuhannya belum cukup cepat untuk mengimbangi transformasi digital yang tengah berlangsung. Kita harus mempercepat langkah agar UMKM dapat lebih kompetitif,” jelas Meutya.
Untuk itu, Kemkomdigi terus mendorong literasi digital melalui berbagai program, termasuk pelatihan, diskusi, dan kampanye online bekerja sama dengan media. Acara pelatihan kali ini diikuti oleh sekitar 500 pelaku UMKM yang antusias belajar meningkatkan keterampilan digital mereka.
Meutya juga menggarisbawahi bahwa teknologi AI dapat menjadi alat revolusioner bagi UMKM. AI memungkinkan pelaku usaha untuk meningkatkan efisiensi, mulai dari pembuatan logo, profil perusahaan, hingga analisis pasar. Meskipun, pada kesempatan sebelumnya Meutya mengingatkan untuk mengedepankan etika dalam penggunaan AI.
“AI mampu membantu UMKM di berbagai tahap, mulai dari langkah awal hingga pengembangan lebih lanjut. Namun, jika kita tidak mempersiapkan diri, negara lain yang sudah lebih maju dalam penggunaan AI akan menjadi lebih kompetitif, sementara kita tertinggal,” tambah Meutya.