PP Presisi (PPRE) Incar Proyek Rp7 Triliun di Morowali dan Halmahera
JAKARTA - PT PP Presisi Tbk (PPRE) mengincar proyek nikel Rp7 triliun di Morowali dan Halmahera pada tahun depan. Hal tersebut menunjukan bahwa PPRE menegaskan fokusnya untuk menjadi pemain utama di bidang jasa pertambangan (mining services) sebagai lini bisnis utama.
Direktur Utama PT PP Presisi Tbk Arzan mengatakan, langkah ini didukung oleh meningkatnya tren global dan prospek cerah sektor pertambangan di Indonesia. Guna memastikan keberlanjutan bisnis, PPRE pun menyiapikan sejumlah langkah strategis ke depan.
"Ekspansi dan pertumbuhan secara massif di sektor pertambangan dan menjajaki kemitraan baru dengan pemilik tambang nikel serta mengeksplorasi peluang kontrak baru pada sektor mineral lainnya seperti bauksit, timah, dan batu bara. Optimalisasi Rental Equipment melalui peningkatan utilisasi aset idle dengan memanfaatkan kontrak persewaan proyek eksternal," ujarnya.
PPRE mencatat bahwa kontribusi bisnis Mining Services telah menjadi pendorong utama akuisisi kontrak baru selama 3 kuartal di tahun 2024, mencapai 72, dengan proyeksi peningkatan hingga 83,7 di akhir tahun.
Selain itu, perusahaan mencatat dominasi pangsa pasar dari segmen swasta (private), yang menyumbang 91 dari total kontrak baru hingga kuartal III-2024.
Salah satu fokus penting adalah peningkatan kapasitas Mining Equipment, yang menyerap 80 alokasi belanja modal (CAPEX) pada 2024. Langkah ini sejalan dengan strategi Perseroan untuk terus mengembangkan lini bisnis Mining Services sebagai prioritas utama Perseroan kedepannya.
Terlepas dari itu, diversifikasi bisnis juga terus berjalan dengan pendekatan Selective Civil Work, di mana PPRE akan bersinergi bersama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk sebagai induk Perseroan untuk menangkap peluang di sektor pekerjaan sipil bernilai tinggi.