Mengapa Investasi Properti di Bali Lebih Menguntungkan Dibanding Lokasi Lain di Indonesia?
Okezone - Bali menjadi salah satu magnet investasi yang menarik terutama dari kalangan perusahaan properti seperti hotel dan resort. Banyak perusahaan besar, termasuk asing yang berinvestasi dengan memiliki properti di sejumlah titik di Pulau Dewata.
Namun, sekarang investasi properti di Bali tidak hanya dilakukan oleh kalangan pebisnis hotel atau resort saja. Sudah mulai banyak investor perorangan yang melihat peluang ini dan memanfaatkannya untuk membangun portofolio investasi.
Alasan Investasi Properti di Bali Sangat Ideal
Bali menawarkan peluang investasi khususnya properti yang lebih unggul dibanding lokasi lainnya di Indonesia. Hal ini didukung oleh beberapa faktor berikut.
1. Pariwisata Bali yang Berkembang Pesat
Bali dikenal sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di kancah internasional. Setiap tahunnya Bali menerima jutaan kunjungan wisatawan dari berbagai negara yang ingin menikmati keindahan alam Pulau Dewata.
Lezatnya Menu Mewah di Festive at Park, Cocok untuk Rayakan Liburan Akhir Tahun bersama Keluarga
Pariwisata yang berkembang pesat membuat investasi di Bali lebih menarik dibanding di lokasi lain. Tingginya jumlah wisatawan yang datang membuat kebutuhan akomodasi di Bali juga semakin banyak.
Banyak wisatawan memesan penginapan dan vila selama liburan di Bali. Prospek investasi pada properti tersebut bisa mendatangkan keuntungan yang menjanjikan.
2. Peningkatan Nilai Properti Cenderung Stabil
Perlu Anda ketahui bahwa pasar properti juga dapat mengalami naik turun seperti sektor lain. Pasar properti di Bali sendiri cenderung stabil dan mengalami kenaikan secara konsisten. Nilai properti terus meningkat bahkan dalam kondisi ekonomi yang sulit sekalipun.
Stabilitas nilai properti ini membuat Bali menjadi tempat yang menarik bagi para investor. Pembangunan properti pun terlihat terus berkembang di sejumlah wilayah populer seperti Seminyak dan Canggu.
Iklim bisnis dan investasi properti di Pulau Dewata tampaknya masih cerah untuk beberapa tahun mendatang. Membeli properti di Bali bisa jadi pilihan menarik bagi Anda yang ingin berinvestasi jangka panjang.
3. Infrastruktur Bali Terus Berkembang
Pemerintah Bali sangat memperhatikan industri pariwisata yang berkelanjutan. Membangun berbagai infrastruktur untuk mendukung kenyamanan wisatawan tanpa mengesampingkan kelestarian alam Bali yang indah.
Dengan didukung infrastruktur seperti bandara, jalan tol, dan fasilitas umum lainnya membuat Bali semakin mudah diakses. Hal ini menarik semakin banyak wisatawan untuk datang yang berdampak pada permintaan akan penginapan yang ikut meningkat.
Bali juga memiliki peraturan ketat terkait batasan zona wilayah yang diperuntukkan untuk wisata, bisnis, dan kelestarian alam. Infrastruktur yang terus membaik membuat Bali jadi incaran wisatawan dan juga investor.
4. Harga Sewa yang Tinggi
Tren membeli vila yang sudah jadi untuk investasi semakin populer. Bali di pilih karena properti di wilayah ini menawarkan harga sewa yang tinggi. Apalagi untuk lokasi-lokasi yang dekat dengan tempat wisata populer.
Anda bisa mendapatkan keuntungan dari investasi properti ini. Selain itu, nilai properti di Bali bahkan bisa naik sekitar dua kali lipat antara tiga tahun sampai lima tahun.
5. Tren Properti Unik
Serunya Jelajah Kota Malaka: Nonton Pertunjukan Encore Malaka hingga Jalan-Jalan di Jonker Street
Vila mewah di tepi pantai dan vila ramah lingkungan di tengah alam asri sedang berkembang di Bali. Wisatawan hingga kaum nomaden digital yang bekerja secara remote banyak menyukai vila-vila Bali yang autentik.
Kehadiran mereka tentu menciptakan prospek yang lebih besar terhadap pasar properti khususnya vila. Investor yang cerdas tentu tidak akan melewatkan peluang ini begitu saja.
Jadi, alasan kenapa Bali menjadi lokasi yang ideal untuk investasi properti adalah perkembangan pariwisata dan pasar properti yang terus meningkat. Keuntungan dari investasi juga bisa lebih cepat didapatkan dibanding Anda investasi properti di kota lain yang mungkin butuh belasan tahun untuk modal kembali.