Prabowo: Pemimpin di Kancah Krisis Perang Masalah Hidup dan Mati
JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto mengatakan, menjadi pemimpin dalam keadaan krisis perang adalah masalah hidup dan mati. Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam sambutannya pada pembukaan Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke 112 Muhammadiyah di Kupang pada hari ini Rabu (4/12/2024).
"Menjadi pemimpin dalam kancah krisis perang itu masalah hidup dan mati. Kalau kalah mati atau dipermalukan atau dijajah. Kita tidak menghendaki perang," kata Prabowo dalam sambutannya.
Prabowo menjelaskan bahwa dalam perang destruktif ibarat pohon butuh 20 tahun untuk tumbuh. Dan butuh belasan menit untuk ditumbangkan.
"Saya mantan Jenderal, Saya mengerti dan saya paham apa itu pertempuran. Perang destruktif ibarat pohon butuh 20 tahun untuk tumbuh hanya 15 menit untuk tumbangkan. Negara, masyarakat, desa pun provinsi pun kota butuh ratusan tahun untuk berdiri dan berkembang, hancur dalam beberapa menit hancur dalam beberapa saat," jelasnya.
Maka dari itu, Prabowo mengajak semua pihak untuk waspada dan menghindari perpecahan serta konflik.
"Karena saya mengerti itu saya terus berjuang, terus memimpin, dengan mengajak mari kita belajar dari sejarah mari kita waspada, Mari kita Galang persatuan, Mari kita hindari perpecahan, Mari kita hindari konflik," ungkapnya.