Tren Kecantikan 2025, Teknologi AI untuk Dapatkan Kulit Sehat Optimal
TREN dan perkembangan dunia kecantikan terus berubah setiap tahunnya. Perkembangan ini paling banyak dipicu oleh perubahan perilaku konsumen terutama, Gen Z dan Alpha, serta isu-isu global seperti perubahan iklim, keberlanjutan, pemanasan global, hingga perkembangan teknologi.
Tentu banyak yang penasaran, seperti apa sih tren kecantikan di tahun 2025?
Dermatolog, Dr. Arini Astasari Widodo, SM, SpDVE, memprediksi pada 2025 mendatang, tren kecantikan akan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI).
“Teknologi AI ini untuk perawatan kulit personal, pencegahan penuaan, dan kecantikan alami,” ujar dr Arini, baru-baru ini.
Berikut rangkuman prediksi tren kecantikan di tahun 2025, Minggu (1/12/2024).
1. Pilih perawatan yang hasil instan
Dokter Arini mengatakan pada 2025 nanti, semakin banyak masyarakat mencari perawatan kulit yang memberikan hasil instan dan downtime minimal. Namun, akan sangat berbahaya jika melakukan perawatan sembarangan alias abal-abal, karena meskipun hasilnya instan dapat memperburuk kondisi kulit di kemudian hari.
Dengan adanya teknologi berbasis AI ini, dapat menjadi solusi kebutuhan masyarakat, karena dapat memberikan terapi yang jauh lebih efektif dan personalized untuk setiap orang.
Terapi inovatif tersebut ialah ExiSlim, Exitite, dan ExiClear. Misalnya sata terapi Exislim yang sudah diakui nasional dan mendapatpenghargaan sebagai terapi terbaik pada Female Daily Beauty Award 2024.
“Teknologi ini memiliki banyak fungsi, yakni mengencangkan kulit, melembabkan, memperbaiki tekstur, mengecilkan pori, memperbaiki scars, dan lain-lain. Salah satu cara kerja terapi berbasis AI ini yaitu meningkatkan kolagen, elastin, dan hyaluronic acid,” jelas dr Arini.
2. Diagnosis masalah kulit dengan AI
Nantinya akan banyak klinik kecantikan yang menggunakan AI untuk diagnosis suaty masalah di kulit. Dengan begitu dokter akan lebih tepat menangani masalah kulit yang dialami pasien.
Salah satunya adalah hyper personalization therapy menjadi gold standard pada perawatan kulit, berkat adanya AI based skin analyzer. Fundgi dari alat AI based skin analyzer adalah untuk mengenali masalah kulit yang sangat presisi.
Popularitas dan Elektabilitas Paslon SABAR Meroket, Perusakan Baliho Nyak Syi-Nyak Hasan Kian Masif
“Sehingga, setiap orang bisa mendapatkan terapi sesuai dengan jenis dan masalah kulit masing-masing. Hal ini juga bisa menghemat budget terapi, karena kita tidak memilih terapi yang tidak dibutuhkan,” ungkap dr Arini.
3. Deteksi anti aging
Preventive aging ini bisa dicapai melalui assessment kulit yang komprehensif, menggunakan kombinasi berbagai energy based device dengan AI integration, terapi regeneratif, dan nutricosmetics.
Dokter Arini yang merupakan Kepala Departemen Dermatologi di Universitas Ukrida menerangkan, apabila sudah ada tanda penuaan di kulit, akan lebih sulit dihilangkan. Sedangkan dengan pencegahan, kami bertujuan mempertahankan kulit agar tidak cepat menua.
“Dengan konsep Aesthetic Intelligence di Dermalogia, kami melakukan dua hal ini secara parallel. Tidak hanya menghilangkan tanda penuaan yang sudah ada, tapi kita juga menganalisis bagaimana cara untuk mencegah penuaan pada setiap orang kedepannya, karena setiap orang memiliki karakter aging yang berbeda-beda,” tandasnya.