22 Orang Meninggal Dunia Akibat Bencana Sepekan Terakhir
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 55 kejadian bencana melanda wilayah Indonesia selama sepekan, periode 18 hingga 24 November 2024. Dari kejadian bencana itu, menyebabkan 22 orang meninggal dunia.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan banyaknya kejadian bencana dalam sepekan terakhir mengindikasikan bahwa Indonesia telah berada pada kondisi musim hujan.
“Untuk Minggu lalu, per 18 sampai 24 November, ini ada 55 kali kejadian bencana. Nah ini kemudian mere-call biasanya ini adalah angka yang selalu kita dapatkan tiap minggu ya berarti ya dari 50 sampai 70 kali kejadian bencana kalau kita sudah musim hujan,” ungkap Aam sapaan Abdul Muhari dalam Disaster Briefing secara virtual, Senin (25/11/2024).
Aam mengatakan juga mengatakan musim hujan di Indonesia ini akan mulai pada bulan November, Desember, Januari, Februari hingga Maret. Dimana, fluktuasi kejadian bencana berkisar antara dari 50 sampai 70 kali kejadian bencana.
“Jadi meskipun sudah menaikkan threshold definisi dari kejadian bencana itu melalui perubahan data bencana satu Indonesia tetapi ini kita lihat di minggu lalu 18 sampai 24 November ini angkanya sudah masuk ke range angka jumlah kejadian bencana rata-rata mingguan di musim hujan. Banjir 33 kali, cuaca ekstrim 15 kali itu dominannya di Jawa, nanti kita lihat pulau-pulau, tanah longsor dan kekeringan,” kata Aam.
Aam juga mengungkapkan bahwa angka korban meninggal dunia akibat bencana sepekan sebanyak 22 orang ini merupakan jumlah terbanyak akibat bencana hidrometeorologi basah dalam sepekan.
“Jadi kalau ditambahkan data hingga sore ini, ini mungkin sudah menjadi 22 korban meninggal. Jadi ini cukup signifikan ya artinya agak jarang kita menerima data kejadian bencana hidrometeorologi basah dengan jumlah korban sebanyak itu, tidak dalam satu titik ya,” ujar Aam.
“Memang ada beberapa kali kejadian misalkan seperti Pesisir Selatan ada 8 orang dan seterusnya tetapi ini masuk dalam kategori jumlah kejadian bencana hidrometeorologi basah dengan jumlah korban banyak,” pungkasnya.