Raih Banyak Apresiasi, Begini Strategi Kutai Timur Turunkan Stunting

Raih Banyak Apresiasi, Begini Strategi Kutai Timur Turunkan Stunting

Terkini | okezone | Jum'at, 22 November 2024 - 13:24
share

KUTAI - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur meraih prestasi membanggakan berkat keberhasilan program penanganan stunting.

Penghargaan yang diterima, diantaranya penghargaan Gubernur Kaltim sebagai salah satu dari kabupaten/kota dengan percepatan penurunan stunting terendah di Provinsi Kalimantan Timur dan penghargaan sebagai kabupaten dengan cakupan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting terendah.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Bahrani Hasanal menyampaikan beberapa faktor keberhasilan Pemkab Kutai Timur dalam mempercepat penurunan stunting. Strategi yang dilakukan Pemkab Kutai adalah mengajak seluruh masyarakat Kutai Timur menerapkan konsep CERDIK dalam kehidupan sehari-hari.

CERDIK merupakan akronim dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin berolahraga, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres. Bahrani menyebut, jika pola hidup ini diterapkan sejak dini, risiko terkena penyakit berbahaya dapat ditekan. Sehingga kesehatan masyarakat dapat terjaga hingga usia lanjut.

"Upaya ini diterapkan pada program penurunan stunting. Kami meminta masyarakat melakukan cek kesehatan secara berkala dalam seribu hari pertama kehidupan. Yakni, sejak hamil 9 bulan hingga sang bayi berumur 2 tahun," katanya.

Di sisi lain, Pemkab Kutai Timur juga melakukan intervensi yang melibatkan lintas sektor, mulai dari melakukan prosedur pemeriksaan kesehatan antropometri untuk memantau status gizi dan kesehatan masyarakat, serta memberikan makanan tambahan dan tablet tambah darah bagi ibu hamil.

Selain itu juga mendorong persalinan di fasilitas kesehatan, memberikan makanan bergizi pada bayi dan balita, memberikan vitamin A, mengobati balita yang mengalami diare, hingga melakukan edukasi soal stunting yang menjangkau semua kecamatan.

Dengan aktivitas tersebut, Kutai Timur yang pernah dianggap sebagai daerah dengan prevalensi stunting paling tinggi se-Kalimantan Timur, kini sudah menurun.

Hal itu terlihat dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur dari 2021 hingga 2023, yang menunjukkan penurunan persentase pada prevalensi stunting di Kutai Timur.

Pada 2021, persentase balita pendek dibandingkan jumlah balita yang diukur berada pada 13,12 persen. Pada 2022 berada di 12,13 persen dan pada 2023 berada pada level 11,56 persen.

"Memang kemarin secara jumlah itu, kita dianggap paling tinggi se-Kalimantan Timur. Tetapi berkat kegiatan teman-teman, angka stunting ini, sudah mulai menurun," ucap

Bahrani.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Bahrani Hasanal. (Foto: dok Pemkab Kutai Timur)

Menurunnya tingkat prevalensi stunting di Kutai Timur juga tak terlepas dari upaya Pemkab Kutai Timur menambah dan memperbaiki fasilitas kesehatan (Puskesmas, rumah sakit, dll), ketersediaan peralatan medis, serta distribusi tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat di daerah terpencil.

Pemkab Kutai Timur telah mengembangkan fasilitas dengan merenovasi 15 bangunan lama sebagai bangunan permanen, dari 21 bangunan sudah ada 15 yang menjadi Puskesmas. Pada 2024 ini, sudah ada tiga bangunan yang dilanjutkan pembangunannya.

Jumlah Puskesmas di Kabupaten Kutai Timur berjumlah 21 dengan 111 Puskesmas Pembantu yang tersebar di seluruh kecamatan di Kutai Timur.

Untuk rumah sakit umum daerah, Bahrani menyebut, Kutai Timur memiliki tiga RS Pemerintah, yaitu RSUD Kudungga, RSUD Sangkulirang, dan RSUD Muara Bengkal.

Pada 2024 ini telah termuat dalam DPA Dinas Kesehatan rancangan awal persiapan pembangunan RSUD Muara Wahau, sehingga ke depan diharapkan semua zona di wilayah Kutai Timur memiliki satu layanan kesehatan rujukan.

Selain tiga RS Pemerintah ini juga terdapat enam RS swasta, sehingga total terdapat 9 RS di Kabupaten Kutai Timur.

Topik Menarik