Cagub Malut Sultan Husain Minta Polisi Beberkan Hasil Penyelidikan Kasus Kecelakaan Speedboat Benny Laos
MALUKU - Calon Gubernur Maluku Utara, Sultan Husain Alting Sjah mengajak masyarakat Maluku Utara untuk tidak terpancing dan terpengaruh dengan isu-isu yang beredar, terkait kasus kecelakaan tragis speedboat Bela 72 yang ditumpangi oleh calon Gubernur Maluku Utara, Benny Laos.
"Saya sangat menyayangkan bahwa di tengah suasana yang masih penuh duka ini, muncul berbagai kabar yang dapat mengganggu kedamaian serta persatuan kita. Selain itu, muncul pula video yang berusaha menggiring opini publik dan menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat, " kata Sultan Husain dalam keterangannya, Rabu (13/11/2024).
Menurut Sultan, salah satunya adalah Video Habib Abubakar yang menanggapi pernyataan Mendagri, Tito Karnavian, yang menyebutkan bahwa kecelakaan ini diduga merupakan sabotase yang dilakukan oleh pihak tertentu.
“Hal ini tentu menjadi perhatian saya secara pribadi. Karenanya, sebagai seorang putra daerah yang mengedepankan persatuan dan keadaban masyarakat Maluku Utara, saya merasa perlu memberikan pandangan dan sikap untuk menjaga kedamaian dan kebijaksanaan kita bersama” tegas Sultan.
“Seperti kita ketahui, Maluku Utara adalah tanah yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, kedamaian, dan saling percaya. Falsafah hidup kita menekankan pentingnya merawat tali persaudaraan, memelihara ketenangan, serta menolak segala bentuk perpecahan. Dalam bahasa adat kita, semboyan seperti “Mari Moi Ngone Futuru” yang berarti “bersatu kita teguh”, sudah menjadi pedoman turun-temurun dalam kehidupan bermasyarakat. Semboyan tersebut bukanlah kalimat biasa, melainkan sebuah akar dari keharmonisan yang kita rawat hingga sekarang.” tambah Sultan dengan lembut.
Dalam kesempatan ini, Sultan menegaskan bahwa leluhur kita menganjurkan tabayyun, yaitu sikap bijaksana untuk memverifikasi atau mencari kebenaran sebelum menyebarkan sebuah berita atau informasi.
“Mari kita jangan terburu-buru dalam menilai atau menyimpulkan suatu peristiwa tanpa terlebih dahulu memahami secara menyeluruh. Tabayyun adalah prinsip didalam menjaga kehormatan dan kebenaran. Dalam hal ini, kita sebagai masyarakat Maluku Utara harus berupaya untuk selalu melakukan tabayyun agar tidak menimbulkan kesalahpahaman yang dapat berakibat pada retaknya persaudaraan dan kedamaian di tanah kita” beber Sultan.
Menurut Sultan, Penting untuk diketahui bahwa saat ini, kasus kecelakaan tersebut sedang dalam proses penyelidikan dan penyidikan pihak kepolisian. Baik dari pihak Kepolisian Daerah Maluku Utara maupun dari Mabes Polri, semua sudah dan sedang bekerja keras untuk mengungkap fakta-fakta di lapangan.
"Karena itu, saya mengajak seluruh masyarakat untuk mengesampingkan segala asumsi atau spekulasi yang bisa memecah belah kita. Mari kita hormati proses hukum yang berjalan dengan sehormat-hormatnya,” tutur Sultan.
Sultan meyakini bahwa Kepolisian, khususnya Polres Taliabu, Polda Maluku Utara, dan Mabes Polri, telah menunjukkan profesionalisme dalam menangani kasus ini. Mereka bekerja sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, tanpa berpihak pada siapapun.
“Saya pribadi meyakini bahwa kepolisian akan terus bekerja dengan adil, transparan, dan tidak mudah diintervensi oleh pihak luar manapun dalam memutuskan perkara ini. Sebab, mereka telah berkomitmen untuk menjaga netralitas dan menjalankan tanggung jawab sesuai dengan amanah yang diberikan," sambungnya.
Maka dari itu, agar isu terkait kecelakaan speedbooat Bela 72 ini tidak semakin memanas, bak bola liar yang terus bergulir, Sultan harap Polri segera mengeluarkan hasil temuan-temuan tersebut.
“Satu-satunya cara untuk meredam isu liar yang beredar di masyarakat adalah dengan di buka seterang-terangnya hasil
temuan dan penyelidikan Polri, agar semuanya menjadi terang benderang. Agar masyarakat tidak gaduh, dan berasumsi-asumsi yang tidak benar," ucap Sultan.
Sultan juga menghimbau bersama-sama TNI, POLRI, KPU, Bawaslu, dan seluruh elemen mayarakat untuk menjaga Pilkada Maluku Utara yang aman, damai dan tertib. Jangan kita nodai pesta demokrasi dengan isu-isu yang dapat memecah persatuan kita, terlebih bagi masyarakat Taliabu yang sangat dirugikan dengan isu ini, beredar asumsi bahwa masyarakat Taliabu adalah orang-orang jahat, tidak punya hati nurani.
“Asumsi-asumsi liar ini sangat mencederai kehormatan masyarakat Taliabu. Orang-Orang Taliabu adalah masyarakat yang berbudaya, beradab, jangan kita melukai hati saudara kita sendiri dengan spekulasi-spekulasi yang kita ciptakan," sebut Sultan.
“Maka dari itu, sekali lagi, tidak ada cara lain demi menjaga kedamaian di tengah masyarakat, demi meluruskan asumsi-asumi dan spekulasi liar yang beredar, demi terlaksananya Pilkada Maluku Utara yang aman, damai dan tertib, demi menetralisir kegaduhan di tengah masyarakat, hanya ada satu cara yakni Polri harus secepatnya merilis hasil penyelidikan terkait kecelakaan speedboat Bela 72," pungkasnya.