Potret Seniman AI yang Menghebohkan Dunia, Hasil Lukisannya Terjual Rp15 Miliar!

Potret Seniman AI yang Menghebohkan Dunia, Hasil Lukisannya Terjual Rp15 Miliar!

Terkini | okezone | Rabu, 13 November 2024 - 12:06
share

Lukisan potret Alan Turing, ilmuwan komputer yang diciptakan oleh robot AI, telah terjual seharga $1,08 juta sekitar Rp15 miliar. Pencapaian ini tidak hanya menandai rekor baru untuk karya seni yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI), tetapi juga memicu perdebatan menarik tentang peranan AI dalam melahirkan karya seni yang bernilai tinggi.

Dirangkum dari CNN, Rabu (12/11/2024), karya seni ini berhasil terjual dengan harga yang jauh melebihi perkiraan, yakni sebesar $120.000 - $180.000 atau sekitar Rp1,8 miliar - Rp2,8 miliar. Lelang yang diselenggarakan Sotheby's di New York ini menarik minat 27 peserta dan berakhir dengan kemenangan seorang kolektor yang dirahasiakan identitasnya.

Lukisan tersebut berjudul “AI God: Portrait of Alan Turing," diciptakan oleh Ai-Da, yang merupakan seniman robot dengan rambut bob. Ai-Da mampu berkomunikasi menggunakan model bahasa yang canggih dan menarik yang telah ditanamkan ke dalamnya. Seniman robot ini diciptakan oleh Aidan Meller, seorang pemilik galeri seni ternama di Inggris. 

Delapan dekade setelah Alan Turing meramalkan munculnya komputer dan AI, Meller berharap bahwa Ai-Da dan karya seninya dapat bertindak sebagai "semacam cermin ke mana kita akan pergi”.

"Tampaknya ini adalah momen yang tepat untuk merenungkan kenyataan yang muncul tentang apa yang sebenarnya terjadi di masyarakat," sambungnya.

Meller juga mengatakan bahwa manusia akan masuk ke era di mana pengambilan keputusan akan menjadi lebih berbasis algoritma daripada manusiawi. Dia percaya bahwa karya seni Ai-Da secara jelas menggambarkan potensi masa depan yang mungkin dihadapi manusia.

Harga mengejutkan yang diperoleh karya seni Ai-Da di pelelangan memberikan perubahan pandangan terhadap karya seni AI. Meller menyebut perubahan itu seperti saat penemuan kamera.

“Beberapa orang memiliki pandangan yang agak mencekam tentang seni AI yang dianggap dapat menggantikan peran manusia dalam karya seni. Dibandingkan dengan kamera yang hanya merekam cahaya, AI memiliki kemampuan yang lebih luas dalam menciptakan karya dengan berbagai cara, menjadikannya lebih unik dalam konteks seni,” ucapnya.

Namun, tidak semua orang sejalan dengan pendapat ini. Menurut Alastair Sooke, seorang kritikus seni utama dari surat kabar Inggris The Telegraph, hal ini hanya dianggap sebagai versi yang sangat maju dan berkelas dari cerita hewan ternak yang dikatakan bisa melukis seperti Pablo Picasso.

 

Ai-Da diluncurkan pada tahun 2019 setelah Meller bekerja sama dengan perusahaan robotika di Cornwall, Inggris. Meller menyatakan bahwa Ai-Da menantang konsep menjadi manusia lebih dari sekadar pertanyaan seni. Dia melihat Ai-Da sebagai representasi arah yang bisa diambil manusia, lebih sebagai simbol daripada pencetus perubahan tersebut. 

Sebelum mulai membuat karya, Ai-Da berdiskusi dengan para kreator tentang topik yang ingin diangkat, termasuk konsep "A.I. untuk kebaikan" dengan fokus pada Alan Turing. Ai-Da menggunakan kamera di matanya untuk melihat gambar Turing, membuat sketsa awal, dan melukis 15 lukisan wajah Turing yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh algoritma.

Meskipun setiap lukisan memakan waktu 6-8 jam, Ai-Da memilih tiga lukisan akhir dan satu lukisan Mesin Bom milik Turing untuk dicetak ke kanvas yang lebih besar menggunakan printer 3D bertekstur. 

Meskipun proses ini berkembang sejak awal, Meller menekankan bahwa nilai utama karyanya adalah memicu dialog tentang teknologi yang terus berkembang.

Dengan potret "AI God" Alan Turing, Ai-Da mengajak audiens merenungkan AI, perkembangan teknologi, dampak etis dan sosial dari kemajuan ini, mengingat Turing dan visinya terhadap masa depan teknologi.

Topik Menarik