Trump Ungguli Kamala Harris di Pilpres AS, Dolar Tekan Rupiah ke Rp15.832
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) Rupiah sore ini melemah 84 poin atau 0,53 ke level Rp15.832. Dolar perkasa setelah Donald Trump dari Partai Republik diprediksi memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) AS.
Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan Rupiah berdasarkan sentimen eksternal adalah pasar bersiap untuk masa jabatan kedua Trump yang mengungguli Kamala Haris dalam Pemilihan Presiden 2024 dan berpotensi mempertahankan suku bunga tetap tinggi dan dolar tetap kuat di tahun-tahun mendatang serta kembali melonjaknya imbal hasil Treasury.
"Penghitungan suara awal menunjukkan Trump unggul dengan 230 suara elektoral, sementara Harris unggul di 192 suara. Associated Press juga menyatakan bahwa Trump telah memenangkan North Carolina, negara bagian medan pertempuran utama, dan unggul di negara bagian lain yang menjadi penentu, termasuk Arizona, Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (6/11/2024).
Trump secara luas diperkirakan akan memberlakukan lebih banyak kebijakan inflasi, mengingat pendiriannya tentang perdagangan proteksionis dan imigrasi. Skenario seperti itu diperkirakan akan membuat suku bunga relatif lebih tinggi dalam jangka panjang.
Namun, dengan penghitungan suara yang masih jauh dari selesai di enam negara bagian medan pertempuran lainnya, hasil pemilu masih belum pasti. Fokus minggu ini juga tertuju pada pertemuan Federal Reserve, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.
Selain itu, prospek kemenangan Trump menghadirkan lebih banyak tekanan ekonomi pada Tiongkok. Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif perdagangan yang tinggi pada Tiongkok, yang menandakan lebih banyak tekanan ekonomi pada negara itu saat bergulat dengan deflasi yang terus-menerus dan penurunan pasar properti yang berkepanjangan.
Fokus minggu ini juga tertuju pada pertemuan Kongres Rakyat Nasional Tiongkok, yang diharapkan akan menghasilkan lebih banyak petunjuk mengenai rencana Beijing untuk stimulus fiskal.