Intip Dua Spot Terbaik Melihat Satwa Komodo di Flores

Intip Dua Spot Terbaik Melihat Satwa Komodo di Flores

Berita Utama | okezone | Selasa, 5 November 2024 - 13:20
share

FLORESKepulauan Flores yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), rupanya tidak asing bagi semua kalangan. Anda tentu mengenal Flores karena potensi sumber wisata yang memukau. Berbagai tempat di Flores rupanya selalu diburu para wisatawan.

Di Flores, terdapat dua spot terbaik untuk melihat satwa Komodo. Kendati demikian, satwa Komodo tidak hanya ditemukan di Pulau Komodo Manggarai Barat, NTT, tetapi juga di tempat lain seperti Manggarai Timur.

Komodo (Varanus Komodoensis) Hewan Purbakala yang keberadaannya masih bisa dijumpai di pulau Flores, NTT. Habitat hewan langkah ini lebih banyak dikenal oleh para pelancong di Komodo dan Pulau Rinca Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.

Selain habitatnya di beberapa pulau di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), hewan langka ini pun bisa dijumpai dan dilihat gratis di wilayah Kabupaten Manggarai Timur, tepatnya di Rana Rugu Pota, Kecamatan Sambi Rampas. Rana Rugu ini terletak di antara dua desa, yakni Desa Nanga Mbaur dan Desa Nampar Sepang.

Warga setempat menyebutnya Rugu atau Komodo Pota. Kawasan Pota merupakan rumah dari satwa Komodo. Terdapat empat area konservasi yang berdekatan di pesisir utara Flores, yang merupakan wilayah paling timur dengan populasi biawak komodo di Indonesia. Cagar Alam Wolo Tadho, Riung, Tujuh Belas Pulau dan Kawasan Pota Khusus di wilayah Pota, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, 

Semula, Rugu bagi warga setempat dianggap sebagai hama yang merusak lahan perkebunan, sehingga kerap dijerat bahkan dibunuh. Namun, seiring berjalannya waktu, satwa yang dilindungi itu akhirnya diperlakukan berbeda. Perilaku Rugu di Pota berbeda dengan komodo di Taman Nasional Komodo. Di Taman Nasional, hewan komodo lebih jinak dan tidak takut saat melihat manusia. 

Sementara rugu atau komodo di Pota segera melarikan diri saat melihat manusia. Tampilan kulit luar rugu berwarna coklat kekuningan karena selalu berteduh di bawah pohon. Sementara komodo di TN Komodo hidup di padang terbuka sehingga warnanya kehitaman. Sebaran rugu di Manggarai Timur cukup luas, yakni terentang jarak 35 km dengan luas wilayah 6.115 hektar di dua kecamatan, yakni Sambi Rampas dan Kecamatan Elar.

Populasi rugu di daerah ini, berdasarkan catatan mencapai 472 ekor. Rugu biasa bertelur di dalam lubang batu atau sarang burung gosong, berupa gundukan tanah. Sekali bertelur menghasilkan 35-55 butir telur. Masa menetas 4 bulan kemudian. Setelah menetas, anakan rugu langsung naik ke pohon mengamankan diri. Selama di pohon mereka makan telur burung, tokek, cicak, dan belalang. Saat ini telah dibangun pusat informasi rugu Pota yang merupakan sentra informasi tentang keanekaragaman hayati dan ekosistem di wilayah itu.

Kepala dinas Pariwisata, Manggarai Timur, Rofinus Hibur Hijau mengatakan, hasil penelitian, terungkap ada seekor komodo (Rugu) dalam bahasa setempat, di penurunan pertama Desa Nanga Baras, Kecamatan Sambi Rampas. Peneliti tersebut langsung memastikan bahwa Biawak tersebut adalah Komodo. Para ahli juga telah meneliti dan menemukan kesamaan antara jenis Komodo Pota dan di Pulau Komodo, baik dari postur tubuh dan DNA semua sama.

Kemudian, pada tahun 2009 Grup Pecinta Alam Kecamatan Sambi Rampas di bawah pimpinan, Arsyad, melakukan identifikasi data-data penyebaran Komodo di Kecamatan Sambi Rampas. Alhasil, pada tahun 2010 mereka membuktikan bahwa Komodo itu benar adanya dan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur langsung mengakuinya.

 

Kemudian pada tahun 2012, BBKSDA NTT datang ke Pota untuk meneliti seluruh vegetasi dan sampai pada tahun 2013 BBKSDA dan Yayasan Komodo Survival mulai melakukan sosialisasi tentang Satwa Komodo yang ada di Manggarai Timur.

Berlanjut sampai tahun 2014, BBKSDA dan Yayasan Komodo Survival melakukan monitoring rutin setiap tahunnya dengan memasang kamera Trip untuk memantau dan merekam aktivitas Komodo di Rana Rugu. Alhasil, jejak Komodo pun ikut terpantau.

Terpantau dari kamera trip seekor Komodo sedang berjalan-jalan dan minum air di Rana Rugu. Selain di Rana Rugu, di Pantai Watu Pajung juga menjadi tempat Komodo bermain sehingga bekas kakinya masih terlihat.

Jika ingin melihat Komodo, kata Rofinus, pengunjung bisa datang pada bulan Mei sampai November dan harus membawa serta kamera trip. Para wisatawan bisa melihat langsung Komodo tanpa harus mengeluarkan biaya alias gratis.

“Wisatawan bisa melihat langsung Komodo di Pota tanpa harus keluarkan biaya. Di Pota, wisatawan bisa melihat Komodo secara gratis,” ucapnya.

Karena itu, keberadaan satwa rugu membuat Kawasan Pota berpeluang menjadi salah satu spot wisata alternatif di Pulau Flores selain Taman Nasional Komodo.

Topik Menarik