Teknologi Sensor Glukosa, Solusi Baru bagi Kesehatan Tubuh atau Pemicu Kekhawatiran?

Teknologi Sensor Glukosa, Solusi Baru bagi Kesehatan Tubuh atau Pemicu Kekhawatiran?

Terkini | okezone | Sabtu, 2 November 2024 - 15:36
share

Perkembangan teknologi membuat kita dengan mudah mengukur kesehatan di dalam tubuh. Baru-baru ini, sebuah teknologi untuk mengukur kadar gula dalam tubuh menjadi solusi bagi kesehatan.

Sensor Glukosa salah satu yang diharapkan menjadi tren untuk pengukuran gula dalam darah. Alat yang disebut Lingo itu diperkenalkan untuk orang yang tidak menderita diabetes, namun ingin melihat bagaimana makanan dan aktvitas lainnya memepengaruhi kadar gula mereka, seperti dikutip SCMP, Sabtu (2/11/2024).

Cara penggunaan

Biosensor Lingo buatan Abbott biasanya dikenakan di bagian belakang lengan atas untuk memantau glukosa dalam cairan interstisial tubuh, yang merupakan cairan di antara sel-sel, di bawah kulit. Cairan interstisial menyerap glukosa setelah memasuki aliran darah seseorang.

Lingo memiliki filamen yang terletak tepat di bawah kulit untuk mengukur glukosa. Pengguna dapat melihat kadar glukosa mereka di aplikasi ponsel, dan menggunakannya untuk mencatat makanan dan olahraga, serta menerima rekomendasi pribadi.

Lingo dapat berada di lengan selama 14 hari sebelum harus diganti. Satu sensor Lingo untuk bertahan selama dua minggu dihargai USD49 (Sekira Rp776 Ribu dengan kurs Rp15.849), dengan dua sensor berharga USD89 (sekira Rp1,4 juta), dan enam sensor berharga USD249 (Rp3,9 juta).

Meski canggih, alat ini masih menjadi topik perdebatan di kalangan profesional medis. Dr. Falguni Vasa, ketua endokrinologi di Duly Health and Care di Illinois, percaya bahwa perangkat ini bisa membantu orang untuk lebih menjaga kesehatan tubuh.

“Dengan mengidentifikasi lonjakan, ini memberi mereka kesempatan untuk lebih proaktif dengan pilihan makanan dan kebiasaan gaya hidup lainnya,” kata Dr. Falguni.

Di sisi lain, Dr. Natalie Cameron dari Northwestern Medicine menyatakan kekhawatirannya bahwa, perangkat ini mungkin membuat beberapa pengguna terlalu cemas terhadap kesehatan mereka. “Untuk waktu yang terbatas, ini mungkin membantu meningkatkan kesadaran, tetapi pengukuran berlebihan dapat membuat orang yang sudah sehat menjadi cemas,” kata Dr. Natalie.

Seorang pengguna bernama Larry Colen, pria berusia 64 tahun asal Riverside, California, merasa sangat terbantu dengan perangkat ini. Setelah didiagnosis pradiabetes, ia menggunakan sensor glukosa untuk memantau kadar gula darah secara langsung, yang membantunya menjaga pola makan sehat.

“Saya benar-benar merasa bahwa jika setiap orang, berisiko diabetes atau tidak, memakainya selama beberapa minggu selama setahun mulai dari usia 40, dan menggunakan lebih awal bagi mereka yang berisiko diabetes, ribuan, atau jutaan, orang akan memiliki kesempatan untuk mengubah gaya hidup dan mencegah diabetes akan lebih baik, daripada menanganinya setelah terjadi,” kata Larry.

Topik Menarik