Gelar Dialog, Relawan RIDO Soroti Isu Kekerasan Perempuan

Gelar Dialog, Relawan RIDO Soroti Isu Kekerasan Perempuan

Terkini | okezone | Jum'at, 1 November 2024 - 20:36
share

JAKARTA - Relawan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) menyoroti isu kekerasan terhadap perempuan. Perkara itu dibahas dalam forum diskusi ihwal ‘Perempuan di Era RIDO’, Jumat (1/11/2024).

Ketua Bidang Penggalangan Relawan RIDO, Miea Kusuma mengatakan, persoalan yang dialami kaum hawa dan strategi mengatasinya menjadi fokus paslon nomor urut satu.

Apalagi, kaum perempuan merupakan kelompok rentan yang kerap mengalami kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi.

Kekerasan terhadap perempuan bahkan lumrah terjadi. Di mana, ada pelanggaran atas hak perempuan yang menyebabkan penderitaan fisik, seksual, ekonomi, dan psikologis. 

“Jadi di sini kita membahas, ada beberapa narasumber juga, ada Jubir (Juru Bicara) dari paslon juga, kita membahas tentang permasalahan yang sekarang terjadi,” ujar Miea Kusuma saat ditemui di Kantor DPD I Partai Golkar, Cikini, Jakarta. 

Miea memastikan, Ridwan Kamil-Suswono bisa memberi solusi atas isu perempuan di Jakarta. Bahkan, masyarakat bisa merasakan manfaat besar dari kepemimpinan RIDO, bila nanti memenangkan pemilihan kepala daerah (pilkada).

“Dan kemudian kira-kira apa sih yang akan dilakukan pada saat nanti, masa atau era ketika RIDO nanti menang dan kemudian memimpin Jakarta,” paparnya.

“Jadi nanti pada saat Ridho menjabat, apa sih persoalan yang kemudian nanti bisa dipecahkan, dan kemudian ibu-ibu ini atau para remaja-remaja ini bisa merasakan manfaat dari kepemimpin nanti,” jelasnya.

 

RIDO berencana membangun pendidikan vokasi bagi kaum perempuan, target bisa direalisasikan bila paslon nomor urut satu ini bisa memenangkan pemilihan kepala (pilkada) Jakarta.

Rencana pendirian sekolah vokasi bagi kaum hawa disampaikan langsung Juru Bicara (Jubir) RIDO Bidang Sosial sekaligus Bendahara Umum Partai Perindo, Angkie Yudistia.

Dia mengatakan, sekolah bakal disesuaikan dengan kebutuhan dari komunitas perempuan. Misalnya di bidang vokasi untuk meningkatkan soft skill dan hard skill.

“Kita pilih dari soft skillnya dulu, bagaimana perempuan ini tentang soft skill-nya untuk kita tingkatkan. Dan hard skill-nya juga kita maksimalkan,” ungkap Angkie dalam forum diskusi.

Nantinya, tim RIDO melakukan asesmen agar bisa memperoleh gambaran yang lebih konkrit atas kebutuhan para perempuan.

“Itu disesuaikan dari mana? Tentunya kita mendengarkan lebih banyak kebutuhan dengan asesmen,” tutur dia. 
 

Topik Menarik