China Perintahkan Produsen Mobil Listrik Hentikan Investasi di Negara Pendukung Tarif Uni Eropa
BEIJING - Tarif yang diberlakukan Komisi Eropa terhadap kendaraan listrik buatan China mulai berlaku pada Rabu, (30/10/2024), setelah kedua belah pihak gagal mencapai penyelesaian masalah. Kebijakan baru tersebut mengenakan pajak impor setinggi 45,3 untuk kendaraan listrik China tertentu, yang akan berdampak pada seluruh industri.
Kenaikan tarif ini telah lama direncanakan dan dilakukan setelah penyelidikan menyeluruh dari Komisi Eropa. Tarif bervariasi di antara perusahaan, tergantung pada seberapa kooperatif mereka dengan otoritas Uni Eropa. Misalnya, SAIC, perusahaan induk MG, menghadapi kenaikan paling tinggi sebesar 35,3, selain dari tarif 10 yang berlaku saat ini. Sementara itu, BYD menanggung tarif tambahan sebesar 17, dan tarif Geely telah melonjak sebesar 18,8, menurut laporan Carscoop.
Sebagai respon atas pemberlakuan tarif ini, Kementerian Perdagangan China dilaporkan telah memberi tahu produsen mobil lokal bahwa mereka harus menghentikan rencana investasi di negara-negara yang mendukung tarif tersebut.
Laporan Reuters, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya menyebutkan bahwa produsen mobil telah "didorong" untuk berinvestasi hanya di negara-negara yang menentang tarif tersebut sambil tetap berhati-hati tentang rencana investasi di negara-negara yang abstain dalam pemungutan suara.
Diketahui, 10 anggota Uni Eropa, termasuk Prancis, Polandia, dan Italia, menyatakan dukungan mereka terhadap pajak impor. Sebanyak 12 negara lainnya abstain dalam pemungutan suara, sementara lima negara menentangnya. Negara-negara tersebut termasuk Jerman, ekonomi terbesar ketiga di dunia, dan raksasa otomotif.
Desakan Kementerian Perdagangan untuk menghentikan investasi di negara-negara yang menyetujui pajak yang tinggi bisa menjadi berita buruk bagi Italia dan Prancis. Kedua negara telah gencar merayu merek mobil China dalam beberapa bulan terakhir tetapi memilih untuk menyetujui kenaikan tarif. SAIC berencana untuk membuka pusat suku cadang di Prancis sebelum akhir tahun, dan Italia telah berbicara dengan beberapa perusahaan yang ingin menarik investasi, termasuk Chery dan Dongfeng Motor.
Sementara itu, BYD telah berkomitmen untuk membangun pabrik di Hungaria, yang menolak pajak impor Eropa. BYD juga dikabarkan sedang mempertimbangkan pemindahan kantor pusatnya di Eropa dari Belanda ke Hungaria—sebuah langkah yang kini tampak tidak hanya cerdik tetapi mungkin juga seakan telah memprediksi apa yang akan terjadi.