Kredit Bermasalah Membaik, Ini Strategi BRI hingga Akhir 2024
JAKARTA - Kredit bermasalah atau NPL PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) membaik hingga September 2024. NPL BRI pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 2,90 atau membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 3,07.
Direktur Manajemen Risiko BRI, Agus Sudiarto mengatakan, NPL ini sudah sesuai dengan guideline perseroan di bawah 3. Beberapa strategi yang BRI lakukan, yang pertama adalah kredit, Agus menjelaskan tentu ada front-end, mid-end, dan back-end.
"Baik di front-end, pada saat kita underwrite kredit-kredit baru, kemudian mensupervisi kredit-kredit yang ada di dalam buku kita, dan pada saat dia menjadi NPL, apa yang mesti kita lakukan? Itu semua kita lakukan penguatan," kata Agus dalam press conference Kinerja Keuangan BRI Triwulan III 2024 di Jakarta, Rabu (30/10/2024).
Lebih khusus lagi, lanjut Agus, sejak awal kuartal II, BRI memperketat di front-end. Hal ini dalam arti, beberapa kriteria debitur baru yang bisa masuk ke dalam buku BRI, lalu diperketat kriterianya, sehingga ini bisa terus menurunkan NPL yang ada untuk memperbaiki kualitas.
"Kita tahu di kuartal I tahun ini, kita sempat ada mengalami kenaikan di rasio NPL, tapi dengan berbagai strategi yang kita lakukan, tidak hanya NPL yang sebenarnya turun, bahkan di DPK-nya, kualitas 2-nya juga kita mengalami penurunan, termasuk juga di LAR-nya mengalami penurunan," jelas Agus.
Di samping NPL, perseroan juga berhasil mencatat rasio Loan at Risk (LAR) yang lebih baik, dari semula 13,80 pada akhir kuartal III 2023 menjadi 11,66 pada akhir kuartal III 2024.