Dekati Rekor, Harta Bitcoin Tembus Rp1,11 Miliar

Dekati Rekor, Harta Bitcoin Tembus Rp1,11 Miliar

Terkini | okezone | Rabu, 30 Oktober 2024 - 10:10
share

JAKARTA - Harga bitcoin sempat menyentuh USD71.000 atau sekitar Rp1,117 miliar (kurs Rp15.752 per USD). Harga ini mendekati level tertinggi pada Maret 2024 yang mencapai USD74.000.

Berdasarkan data CoinGecko, Bitcoin naik sebesar 5 dalam 24 jam dan 5,26 dalam sepekan. Kenaikan ini mencerminkan sentimen positif dari investor terhadap kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar.

Kapitalisasi pasar kripto global naik 2,8 dalam 24 jam, mencapai USD2,4 triliun. Dorongan yang mempengaruhi tren kenaikan ini mencakup sejumlah faktor makroekonomi global, seperti pemangkasan suku bunga oleh bank-bank sentral utama, stimulus fiskal besar-besaran dari China, dan meningkatnya minat investasi di ETF Bitcoin berbasis AS.

Selain itu, pengaruh dari dinamika politik di Amerika Serikat, terutama minat terhadap kandidat yang mendukung kripto, seperti Donald Trump maupun Kamala Harris, turut memicu sentimen positif di kalangan investor.

"Tren bullish yang sedang dialami Bitcoin adalah hasil dari kombinasi berbagai faktor eksternal. Di satu sisi, kita melihat pemangkasan suku bunga yang memberikan ruang bagi investor untuk mencari alternatif investasi yang lebih menarik. Sementara di sisi lain, stimulus fiskal dari China turut memperkuat pasar dengan memperluas likuiditas yang tersedia,” kata CEO Indodax Oscar Darmawan dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (30/10/2024).

Dia menyoroti bahwa kenaikan harga Bitcoin kali ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap aset digital semakin meningkat. Dia jugga menjelaskan bahwa minat terhadap ETF Bitcoin berbasis AS merupakan perkembangan penting yang memperkuat posisi kripto di mata investor institusional.

“ETF Bitcoin yang semakin diminati di Amerika Serikat mencerminkan persepsi baru bahwa kripto, khususnya Bitcoin, semakin dianggap sebagai instrumen yang berpotensi memberi nilai tambah dalam portofolio investasi, terutama di tengah volatilitas pasar dan inflasi,” tambahnya.

 

Topik Menarik