Tiru Negara Tetangga, Menkominfo Dorong Pemanfaatan AI Perkuat Pertahanan Siber

Tiru Negara Tetangga, Menkominfo Dorong Pemanfaatan AI Perkuat Pertahanan Siber

Terkini | okezone | Sabtu, 28 September 2024 - 07:29
share

JAKARTA - Serangan siber di Indonesia terus meningkat yang membuat masyarakat makin resah. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mendorong pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan keamanan siber tingkat regional. 

Sebagai informasi, pada 2023, sebanyak 340 juta orang terdampak dari 2.365 insiden siber. Jenis insiden dan serangan siber itu meliputi phishing, malware, dan Distributed Denial of Service (DDoS) yang mengancam ekosistem digital global.

“Perkembangan AI menawarkan peluang besar dalam mendeteksi ancaman siber dengan cepat dan akurat. Pemerintah di berbagai negara, termasuk negara-negara ASEAN, telah memanfaatkan AI untuk meningkatkan keamanan siber,” kata Budi Arie di Jakarta Pusat, belum lama ini.

Budi Arie menilai teknologi AI memiliki kemampuan beragam, seperti ketepatan akurasi dalam mendeteksi ancaman, analisis data berkuantitas besar dengan cepat, serta identifikasi dan penandaan tindakan siber yang mencurigakan. Menurutnya, beberapa negara telah menerapkan teknologi AI dalam mendukung keamanan siber, di antaranya Malaysia, Singapura, dan Thailand.

“Di Malaysia, MyCERT mengintegrasikan AI untuk mendeteksi dan merespons insiden, sementara di Singapura, GovTech memanfaatkan AI dalam pusat operasi keamanan siber. Pemerintah Thailand melakuakn integrasi AI pada sistem keamanan lokal untuk meningkatkan konektivitas,” ujarnya.

Menkominfo mendorong ekosistem AI di Indonesia untuk memperkuat keamanan siber demi mewujudkan ruang digital yang aman dan produktif. Hal itu bertujuan mengimbangi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap keamanan siber, terutama di daerah-daerah yang jauh dari perkotaan.

 

Di sisi lain, Menkominfo juga mendorong semua pemangku kepentingan melakukan literasi digital kepada masyarakat untuk mewujudkan masyarakat digital yang merupakan salah satu pilar digitalisasi.

"Digital gap antara pusat, daerah, dan juga di daerah-daerah sekitar di Indonesia yang masih perlu ada peningkatan. Karena digital society memerlukan literasi terus-menerus dari semua unsur masyarakat," ucapnya.
 

Topik Menarik