Koleksi Anjing Panda di Kebun Binatang China Viral di Media Sosial 

Koleksi Anjing Panda di Kebun Binatang China Viral di Media Sosial 

Global | okezone | Jum'at, 20 September 2024 - 17:20
share

KEBUN binatang Shanwei di China viral karena memiliki koleksi unik yang disebut Pandog atau "Anjing Panda" oleh pengunjungnya. Pihak kebun bintang kemudian mengakui jika panda-panda yang dilihat pengunjung sebenarnya adalah “ anjing yang dicat”.

Dikutip dari New York Post, pengunjung Kebun Binatang Shanwei di China baru menyadari mereka ditipu saat "panda-panda" itu mulai terengah-engah dan menggonggong. Dalam video salah satu pengunjung, seekor "panda" tampak terengah-engah sambil beristirahat di atas batu di pagar. 

Sementara video lainnya memperlihatkan seekor panda dengan ekor panjang berjalan-jalan. “Itu PANdog,” tulis salah satu penonton, sementara pengunjung lainnya bercanda: “Itu panda versi Temu.” “Mereka terengah-engah, itulah mengapa mereka disebut panda,” kata yang ketiga. 

Setelah pengunjung mempublikasikan tipu daya tersebut di media sosial, penyelenggara mengakui telah mengecat dua ekor anjing Chow Chow — ras anjing berbulu halus yang berasal dari Tiongkok utara — dengan tanda panda hitam-putih. Pengunjung kemudian menuntut uang mereka kembali karena iklan palsu.

Menurut independent, ini bukan pertama kalinya kebun binatang China menyesatkan pengunjung dengan klaim menampung panda sungguhan. Pada bulan Mei, NBC News melaporkan Kebun Binatang Taizhou di Provinsi Jiangsu juga telah mengecat anjing Chow Chow. 

 

Perwakilan kebun binatang awalnya mengklaim bahwa hewan tersebut adalah jenis anjing panda yang langka, sebelum mengakui bahwa hewan tersebut tidak ada. Ketika ditanya alasan membuat “anjing panda”, perwakilan kebun binatang mengatakan karena mereka tidak memiliki panda. 

Tindakan pengelola kebun bintang tersebut mendapat kritik dari media pemerintah dan masyarakat umum. Mereka dianggap menganiaya anjing-anjing tersebut. "Sama sekali tidak lucu untuk mewarnai anjing Chow Chow demi menarik wisatawan," tulis seorang komentator di platform media sosial Weibo.

"Kulit mereka yang rapuh dan bulunya yang tebal membuat mereka rentan terhadap penyakit kulit." Namun, para pejabat membela pilihan mereka untuk mengecat anjing-anjing itu, dengan menyatakan bahwa anjing tidak terluka oleh pewarna tersebut, dan berpendapat bahwa jika manusia bisa melakukannya, anjing pun juga bisa.

Topik Menarik