Mengenal Sesar Garsela yang Jadi Pemicu Gempa Bandung M 4,9 Hari Ini

Mengenal Sesar Garsela yang Jadi Pemicu Gempa Bandung M 4,9 Hari Ini

Nasional | okezone | Rabu, 18 September 2024 - 13:02
share

JAKARTA - Aktivitas Sesar Garsela disebut menjadi pemicu gempa kekuatan 4,9 magnitudo yang mengguncang wilayah kabupaten Bandung. Sesar Garut Selatan (Garsela) atau Patahan Garsela adalah Sesar geser aktif di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung Barat. 

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebutkan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M4,9. "Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,23° LS ; 107,65° BT, atau tepatnya berlokasi di darat 25 km tenggara Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada kedalaman 10 km," kata Daryono, Rabu (18/9/2024).
 

Apa Itu Sesar Garsela?

Sesar Garsela merupakan Patahan paling aktif di Jawa Barat. Sesuai namanya, Sesar ini memanjang dari selatan Garut hingga ke selatan Bandung sepanjang 42 km. Ada dua segmen sesar Garsela, segmen Rakutai (utara) sepanjang 19 km dan segmen Kencana (selatan) sepanjang 17 km.

Gempa yang ditimbulkan selama ini tidak terlalu besar di bawah Magnitudo 5,0. Namun demikian, dampaknya yang merusak, seperti gempa bumi berkekuatan Magnitudo 4,3 yang terjadi pada Rabu (1/2/2023) malam yang  merusak banyak rumah warga di Kecamatan Samarang dan Pasirwangi.

Dalam keterangan sebelumnya, Daryono mengatakan menurut catatan BMKG aktivitas Sesar Garsela mulai ada sejak 2008. Aktivitas tersebut itu ditandai dengan kegempaan atau seismisitas di zona sesar ini yang mengindikasikan bahwa Sesar Garsela merupakan sesar aktif.

Bahkan Daryono mengatakan sesar Garsela merupakan salah satu struktur sesar paling aktif di Provinsi Jawa Barat. Karena itu, meski magnitudonya kecil, tetapi karena sangat dangkal maka dapat merusak. Gempa yang berpusat di Sesar Garsela pernah memicu kerusakan, yaitu Gempa Rancaekek dan Nagreg pada 18 Juli 2017 silam. 

Selain itu beberapa rumah di Kecamatan Ibun dan Kertasari juga mengalami kerusakan. Kerusakan akibat gempa juga terjadi pada bangunan Control Room Kamojang 4 milik Pertamina Geothermal Energy.  Dalam kasus gempa 4.9 magnitudo di Kabupaten Bandung juga menimbulkan beberapa kerusakan.

 

Menurut Ketua Unit Cegah Siaga (UCS) Kecamatan Kertasari, Deden Saputra, gempa terasa sangat kuat. Saat gempa terjadi, Deden dan beberapa warga tengah berada di kantor Kecamatan. Beberapa bangunan di Kecamatan Kertasari mengalami kerusakan, termasuk kantor Kecamatan dan kantor KUA, dengan kerusakan pada pagar dan benteng yang diperkirakan mencapai 80 persen.

"Patut diwaspadai bahwa meskipun magnitudonya kecil, tetapi karena sangat dangkal maka dapat merusak. Banyak kasus gempa kekuatan di bawah 5,0 dan menimbulkan kerusakan," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono. 

Jumlah Sesar Aktif di Indonesia 

Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa menyatakan menyebut jumlah sesar aktif di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. 

Dari hasil pemetaan sesar aktif yang pernah dilakukan, terdapat enam sesar aktif di Pulau Jawa pada 2010. Pada 2017, angka ini bertambah menjadi 31 sesar aktif, dan pada 2024 melonjak menjadi sekitar 75 sesar aktif.“Dari angka tersebut, yang sudah diketahui parameternya dengan baik tidak sampai 30 persen,” kata Nuraini pada webinar Talk to Scientists, Rabu (3/4) seperti dikutip dari situs resmi BRIN. 

Gempa merupakan peristiwa yang tidak bisa diprediksi dan tidak setiap tahun rutin terjadi. Tetapi, setiap kali terjadi selalu menimbulkan korban jiwa yang cukup banyak.Mengingat hal ini, maka patahan aktif pada tahun 2017 sudah dipetakan sebanyak 295. Tahun 2024 dilakukan pemutahiran sumber gempa yang dipahami serta diberi nama sekitar 400 sumber gempa.

“Kalau kita overlay-kan dengan jumlah penduduk di Indonesia, maka sekitar 200 juta penduduk Indonesia bisa mengalami goncangan gempa dengan intensitas magnitudo 6 ke atas atau sekitar 77 persen. Ada sekitar empat juta jiwa yang tinggal di atas patahan atau sesar,” jelas Nuraini.

Patahan aktif adalah patahan yang bergerak dalam kurun waktu sekitar 10 ribu tahun terakhir. Artinya, pernah terjadi satu kali gempa bumi selama rentang waktu tersebut. “Patahan aktif merupakan patahan yang pernah terjadi gempa setidaknya satu kali dalam 10 ribu tahun. Gempa itu sendiri adalah gerakan tiba-tiba yang terjadi di dalam kerak atau lempeng bumi, atau pada mantel bagian atas,” tutur Nuraini.

Topik Menarik