Kisah 3 Anak Pahlawan Revolusi Korban PKI yang Sukses Berkarier di TNI

Kisah 3 Anak Pahlawan Revolusi Korban PKI yang Sukses Berkarier di TNI

Nasional | okezone | Kamis, 19 September 2024 - 06:26
share

JAKARTA - Kisah 3 anak pahlawan revolusi korban PKI yang sukses berkarier di TNI. Apalagi, korban tersebut merupakan serangkaian peristiwa G30S PKI

Tentunya kisah 3 anak pahlawan revolusi korban PKI yang sukses berkarier di TNI memiliki karier cemerlang dan pernah memiliki jabatan strategis di TNI. Tentunya, kisahnya menjadi aspirasi bagi banyak orang.

Berikut kisah 3 anak pahlawan revolusi korban PKI yang sukses berkarier di TNI:

1. Letjen Sugiono, putra angkat dari Letjen Anumerta S. Parman

Letjen Sugiono lahir pada tanggal 10 September 1948. Pada tahun 1968, ia diterima sebagai taruna di AKABRI Udara dan lulus pada tahun 1971 dengan menyandang gelar pangkat letnan dua infanteri.

Sebagai perwira infanteri, Sugiono pernah menduduki berbagai macam jabatan. Pada 2 Januari 1968, Sugiono dilantik menjadi Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 501/ Bajra Yudha. Selama ia bertugas di Madiun ia berpangkat Letnan Kolonel.

Kemudian, pada 1992 Sugiono menjabat sebagai Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I yang memiliki tempat markas di Cijantung. Sugiono yang memiliki pangkat Kolonel ia harus memimpun Brigade yang posisinya dibawah Kostrad selama kurang lebih setahun.

Sayangnya, pada tahun 1993 ia dimutasikan menjadi salah satu ajudan Presiden Soeharto yang berasal dari TNI AD untuk menggantikan posisi Wiranto yang mendapatkan promosi jabatan sebagai Kepala Staff Komando Daerah Militer Jaya. Ia menjadi ajudan presiden kurang lebih selama 2 tahun. Lalu, ia mendapatkan promosi jabatan menjadi Komandan Paspampres dan dilantik pada 14 Juli 1965.

2. Letjen Hotmangaraja Panjaitan, putra dari Letjen Anumerta DI Panjaitan

Letjen Hotmangaraja Panjaitan adalah anggota Baret Merah Kopassus dari kesatuan Infanteri yang telah purnatugas. Hotmangaraja adalah anak ke 4 dari 6 bersaudara. Ia lahir di Palembang, 14 Oktober 1953.

Hotmangaraja termasuk satu dari empat jenderal yang telah purnatugas dan menyandang Tab Ranger. Tiga diantaranya yaitu SBY, Letjen Syaiful Rizal dan Letjen Nugroho Widyotomo. Tab Ranger merupakan kursus terbuka untuk prajurit TNI AD, AU, AL, bersama Marinir Amerika Serikat. Selain itu, juga diikuti oleh tentara dari negara lain yang memiliki kerja sama dengan AS.

Selain memiliki karier di bidang militer, Hotmangaraja pernah mengemban amanah sebagai Duta Besar RI. Ia pernah bertugas di Prancis,Andorra, dan Monako serta UNESCO pada tahun 2014 hingga 2019.

3. Letjen Agus Widjojo, putra dari Letjen TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo

Letjen Agus lahir di Solo pada tanggal 8 Juni 1947. Pada usia lima tahun ia kehilangan sang Ibu Sri Rochjati sehingga ia dibesarkan oleh ibu sambungnya yaitu Suparni.

Ketika peristiwa G30S PKI Agus masih berusia 18 tahun. Peristiwa tersebut masih terekam jelas di dalam ingatannya bagaimana hari terakhir ia berjumpa dengan ayahnya pada 1 Oktober 1965.

Sebagai salah satu anak korban dari peristiwa G30S PKI, Agus Widjojo ingin berdamai dengan masa lalu. Menurut Agus Widjojo peristiwa G30S PKI pada dasarnya adalah suatu gerakan yang sudah gagal sejak awal dikarenakan gerakan tersebut tidak dipersiapkan secara baik.

Letjen Agus pernah menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjata RI (AKABRI) pada tahun 1970. Ia juga pernah mengenyam pendidikan di di Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri, Pendidikan PARA, Master of Military Arts and Science (MMAS) US Army Command and General Staff College Fort Leavenworth, USA (1988).

Topik Menarik