Waspada! Hujan Lebat Disertai Petir Potensi Guyur Indonesia Sepekan ke Depan

Waspada! Hujan Lebat Disertai Petir Potensi Guyur Indonesia Sepekan ke Depan

Nasional | okezone | Senin, 8 Juli 2024 - 17:47
share

JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir atau kilat masih berpotensi mengguyur wilayah Indonesia sepekan ke depan hingga 14 Juli 2024.

Berdasarkan analisis cuaca terbaru dan pengamatan perkembangan kondisi cuaca dalam sepekan ke depan masih terdapat potensi peningkatan curah hujan yang signifikan di wilayah Indonesia meskipun telah memasuki musim kemarau. Nah, jadi masih masih akan terjadi selama sepekan ke depan, ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat Konferensi Pers: Hujan Lebat di Musim Kemarau, Senin (8/7/2024).

Dwikorita mengatakan, faktor yang mempengaruhi peningkatan curah hujan tersebut dikarenakan aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO), merupakan fenomena pergerakan kumpulan awan-awan hujan dari Samudra Hindia sebelah timur Afrika bergerak di sepanjang ekuator menuju Samudra Pasifik di sepanjang ekuator melintasi Indonesia.

Kemudian, yang berpengaruh selama sepekan ke depan itu masih gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial. Tapi pengaruhnya itu bergeser ya kalau sebelumnya pekan ini misalnya pengaruhnya di Indonesia Barat, pekan berikutnya ini sudah bergeser ke tengah atau timur, terdeteksi di terutama di Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua, kata Dwikorita.

Selain itu, Dwikorita mengatakan, suhu permukaan laut yang hangat di perairan sekitar Indonesia juga turut berkontribusi dalam menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan.

Jadi kemudian juga ada kami keluarkan juga peringatan dini, peringatan dini cuaca diperkirakan masih akan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat petir dan angin kencang di sebagian wilayah Indonesia pada tanggal 8 hingga 10 Juli yaitu di sebagian besar wilayah Sumatera, kemudian Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan Papua. Dan juga ini karena ada pengaruh gelombang ekuatorial, juga di sebagian Jawa Barat, ini ada juga, ujar Dwikorita.

Topik Menarik