Mengenal Pulu Mandoti, Beras Ketan Asal Enrekang Termahal di Indonesia
BERAS ketan memiliki tekstur yang lengket dengan cita rasa manis, dan harum. Jenis beras ini akan dijual lebih mahal dari biasanya. Di Sulawesi Selatan, tepatnya Enrekang memiliki beras ketan lokal terbaik yang pernah ada yaitu Pulu Mandoti.
Warnanya seperti beras merah dan wanginya menyerupai pandan sehingga siapapun pasti tergiur untuk memakannya.
Bahkan satu liter beras Mandoti dapat mengharumkan 40 liter beras biasa. Saking wanginya, biasanya para pembeli akan mencampurkannya dengan beras biasa.
Beras ini hanya dapat tumbuh dengan kualitas baik di dua desa yaitu Salukanan dan Kendenan, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang dengan ketinggian 700-1.000 mdpl dan kemiringan 60 derajat.
Beberapa petani sudah mencoba untuk membudidayakan di tanah Jawa namun hasilnya tidak sebaik di dua desa tersebut. Kemungkinan unsur hara dari tanah yang memengaruhi kualitasnya.
(Foto: Instagram/@pulumandotiawo)
Mengutip Wikipedia , di Sulukanan, sebuah desa di Kabupaten Enrekang, terdapat empat jenis padi yang pertama kali dibudidayakan oleh petani, antara lain pare pulu mandoti, pare bulu nyarang, pare tilok, dan jenis pare belanda.
Asal-usul munculnya jenis pare pulu mandoti, menurut cerita yang berkembang sebenarnya bervariasi.
Namun, pada umumnya masyarakat beranggapan bahwa pulu mandoti tersebut muncul secara tiba-tiba dan berasal dari langit yang dibawa oleh Towalli dan diwariskan kepada Bolong Ulu (diperkirakan abad ke-17).
Sedangkan sejarah munculnya pulu mandoti di Salukanan, berawal ketika padi dikembangkan oleh Bolong Ulu, dan saat beras hasil panen dimasak untuk persiapan upacara ritual, ternyata mengeluarkan aroma yang khas (tajam).