Aktivis Muda Gresik Tulis Surat kepada Presiden Prabowo, Desak Pembatasan Produksi Plastik
WRINGINANOM, iNewsGresik - Aeshnina Azzahra Aqilan (17), seorang aktivis lingkungan muda asal Gresik, Jawa Timur, baru-baru ini mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Dalam suratnya, aktifis yang masih duduk di bangku SMA ini, memyerukan pembatasan produksi plastik demi menyelamatkan lingkungan dan kesehatan manusia.
Nina menyampaikan kekhawatirannya mengenai dampak pencemaran plastik yang semakin meluas, terutama mikroplastik yang telah ditemukan dalam berbagai organ tubuh manusia, seperti darah, paru-paru, ginjal, dan plasenta. Mikroplastik ini berpotensi menyebabkan berbagai gangguan kesehatan serius, seperti kanker dan penyakit jantung.
“Kami, anak muda, adalah generasi penerus bangsa yang ingin mewarisi lingkungan yang bersih, bukan beban pencemaran plastik yang semakin parah,” tulis Nina.
Nina juga menyoroti ketidakhadiran Indonesia dalam High Ambition Coalition (HAC) pada konferensi Intergovernmental Negotiating Committee (INC-5) di Busan, Korea Selatan, yang terdiri dari negara-negara yang mendukung pembatasan ketat terhadap produksi plastik.
"Saya berharap agar Indonesia segera bergabung dengan kelompok tersebut, untuk berperan aktif dalam memerangi krisis plastik, " harapnya.
Nina menekankan tiga poin utama: pembatasan produksi plastik, perlindungan lingkungan untuk generasi muda, dan peningkatan edukasi publik terkait pentingnya menjaga lingkungan.
Nina berharap pemerintah dapat segera merespons dan mengambil langkah nyata dalam mengurangi penggunaan plastik demi masa depan yang lebih baik.
Sebagai seorang aktivis muda, Nina juga mengingatkan bahwa anak-anak muda adalah kelompok yang paling terpengaruh oleh dampak pencemaran plastik. Oleh karena itu, ia menegaskan perlunya keterlibatan generasi muda dalam menentukan kebijakan yang berdampak pada lingkungan.
"Kami harus terlibat dalam keputusan penting yang akan menentukan masa depan bumi," ujarnya.
Aeshnina Azzahra Aqilani berharap surat ini dapat menjadi pemicu bagi perubahan kebijakan pemerintah dan mendorong tindakan konkret dalam mengurangi pencemaran plastik di Indonesia.