IPW Pertanyakan Kenapa Jaksa Agung Kembali Ungkit soal Brimob

IPW Pertanyakan Kenapa Jaksa Agung Kembali Ungkit soal Brimob

Nasional | okezone | Minggu, 17 November 2024 - 18:32
share

JAKARTA - Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mempertanyakan pernyataan Jaksa Agung ST Burhanuddin yang mengungkit kembali aksi pengepungan Brimob di Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung). Menurutnya, hal tersewbut memiliki motif pengalihan isu.

Diketahui, Jaksa Agung menyampaikan hal itu saat menerima pertanyaan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan anggota Komisi III DPR RI. Ketika itu, Jaksa Agung ditanya soal pengusutan kasus PT Timah dan perkara dugaan korupsi impor gula eks Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong.

Sugeng pun mempertanyakan mengapa Jaksa Agung kembali mengungkit masalah tersebut.

"Satu fakta waktu itu dan sudah diselesaikan di tingkat pimpinan. Tidak saling menuntut waktu itu. Nah, kalau sekarang kemudian Jaksa Agung melontarkan kembali pernyataan itu, ini menurut IPW ada beberapa hal," kata Sugeng, Minggu (17/11/2024).

Jaksa Agung, kata dia, sedang mencari alasan untuk mengalihkan isu terkait dengan penyidikan yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung dalam kasus Timah. "Memang saya setuju dengan anggota DPR, mengesankan awalnya begitu sangat gegap gempita ya, kemudian sampai ada kerugian Rp300 triliun kurang lebih dihitung," kata Sugeng.

Namun, menurut Sugeng, Kejagung hanya bertindak sensasional melihat hukuman yang diterima para tersangka, yang rata-rata hukuman penjara para tersangka dua hingga tiga tahun. Ia menyatakan apa yang dilakukan oleh Kejagung antiklimaks. Dan hal itu yang dipertanyakan oleh Komisi III DPR RI kepada Jaksa Agung.

"Jadi, Jaksa Agung cuma mencari alasan saja, melempar isu soal pengepungan seakan-akan karena dikepung itu, kemudian penyidikan ini menjadi melehoi (lembek -red)," kata Sugeng.

Dirinya juga mengingatkan,menurutnya dalam pengusutan kasus korupsi PT Timah adalah kewenangan Bareskrim Polri karena hal itu bersangkutan dengan Undang-undang Pertambangan. IPW, sambungnya, melihat terjadi perebutan kewenangan, sehingga bisa jadi pengintaian tersebut terkait dengan lompat pagarnya Kejagung di dalam menyidik perkara kasus tambang.

"Seharusnya, kan, itu disidik oleh Polri, Bareskrim, karena itu tunduk pada tindak pidana pertambangan. Setelah tindak pidana pertambangannya disidik, baru kalau ada pengembangan kasus korupsinya, dari sana, bukan kasus korupsi dulu. Ini yang menyebabkan terjadinya yang konflik antarkelembagaan, ya. Jadi, ketiga terjadi konflik antarkelembagaan, sehingga waktu itu ada Brimob melakukan pengintaian, kemudian kalau pengepungan ini saya enggak tahu ya, mungkin benar, mungkin tidak," kata Sugeng.

Untuk diketahui, Jaksa Agung ST Burhanuddin mengungkapkan ada oknum anggota Brimob yang terlibat dalam pengepungan kantor Kejaksaan Agung (Kejagung) saat pengusutan kasus korupsi timah. Pernyataan tersebut disampaikan Burhanuddin dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI, menjawab pertanyaan anggota Komisi III Benny K Harman yang meminta kejelasan mengenai insiden tersebut. 

“Pengepungan Kejaksaan Agung dilakukan, jujur saja, dilakukan oleh oknum Brimob,” ujar Burhanuddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu 13 November 2024.

 

Soal kasus timah, dalam rapat tersebut Jaksa Agung mengatakan pihaknya akan terus mengusut keterlibatan semua pihak di kasus timah. Namun, ia menjelaskan kesulitan yang selama ini ditemui.

"Kami tidak akan terhenti di sana. Memang ada isu-isu si I, si A, si B. Di dalam hasil pemeriksaan terhadap para tersangka, saya tadinya mengharapkan dia bunyi siapa di belakangnya, atau siapa pemilik modalnya, atau siapa pelaku yang lain," kata Burhanuddin.

Namun, menurutnya para tersangk belum mengungkap soal keterlibatan pihak lain. Ia berharap ada para tersangka dan saksi dapat lebih terbuka memberi keterangan dalam pengusutan kasus tersebut.

"Jadi mereka tutup mulut tidak ada menyebutkan si A yang sering disebut-sebut Bapak di media, saya tadinya mengharapkan ada keterbukaan daripada para tersangka atau saksi, tapi sampai saat ini belum, Pak Ben. Mudah-mudahan nanti ada beritanya ini di media dibaca supaya tidak takut lagi untuk menyebutkan," tuturnya.
 

Topik Menarik