Menerka Langkah Politik Anies Setelah Tegas Menyatakan Tidak Terlibat Partai Perubahan

Menerka Langkah Politik Anies Setelah Tegas Menyatakan Tidak Terlibat Partai Perubahan

Nasional | sindonews | Sabtu, 16 November 2024 - 14:33
share

Langkah politik Anies Baswedan setelah menyatakan tidak terlibat dalam pendirian Partai Perubahan menarik diulas. Bakal bergabung dengan parpol yang sudah eksis?

Partai Perubahan yang didirikan relawan Anies Baswedan, Robi Nurhadi, telah dideklarasikan pada 10 November 2024. Dalam deklarasi tersebut juga disampaikan Hasil Pleno V Panitia Persiapan Pendirian Partai Perubahan seluruh Indonesia dan wakil-wakilnya di luar negeri yang menetapkan Anies Rasyid Baswedan sebagai Calon Presiden Republik Indonesia dari Partai Perubahan untuk pilpres yang akan datang.

"Pak Anies telah menginspirasi lahirnya Gerakan Perubahan atau Partai Perubahan ini. Sejak awal diinisiasi oleh para relawan pada 27 April lalu memang diperuntukkan untuk Pak Anies. Dari awal kami telah berharap Pak Anies menjadi Presiden Partai Perubahan. Namun beliau berpandangan lain. Kami menghormatinya. Karena itu, semua panitia persiapan seluruh Indonesia bersepakat mengusungnya sebagai Calon Presiden Indonesia dari Partai Perubahan!" tegas Robi Nurhadi.

Sementara, Juru Bicara Anies Baswedan Sahrin Hamid menegaskan Anies tak terlibat apa pun atas pendirian partai tersebut. "Kami sampaikan bahwa Anies Baswedan tidak terlibat dengan Partai Perubahan atau Partai Perubahan Indonesia ataupun partai baru apa pun," tutur Sahrin dalam video yang beredar.

Lalu, apa langkah politik Anies sekarang? Diketahui, setelah gagal di Pilpres 2024, Anies Baswedan mewacanakan mendirikan partai politik (parpol) atau organisasi kemasyarakatan (ormas). "Ada yang usul supaya saya masuk partai atau bikin partai politik. Nah, gini. Kalau masuk partai, pertanyaannya, partai mana yang sekarang tidak tersandera oleh kekuasaan. Jangankan dimasuki, mencalonkan saja terancam. Agak berisiko juga bagi yang mengusulkan. Jadi, ini adalah sebuah kenyataan nih. Jadi, kita lihat ke depan," ujar Anies dalam video yang diunggah di YouTube @aniesbaswedan, Jumat (30/8/2024).

Lalu, apakah Anies akan membuat partai politik baru? "Gini. Bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar, dan itu menjadi sebuah kekuatan, diperlukan menjadi gerakan, maka membangun ormas atau membangun partai baru, mungkin itu jalan yang akan kami tempuh. Kita lihat sama-sama ke depan," ujar Anies.

Pengamat politik asal Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, penolakan Anies dijadikan Ketum Partai Perubahan karena sejak awal partai tersebut tak ada kaitan dengan Anies.

Menurutnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak mungkin bersedia jadi ketum partai itu karena sejak awal merasa bukan berasal dari gagasannya sendiri.

"Justru kalo mau dalam tanda petik sangat merugikan Anies sendri, partai yang tidak dirancangnya, partai tidak dibentuknya, tahu-tahu dia jadi ketum, tentu bisa masuk jebakan pihak lain lagi," kata Ujang saat dihubungi SINDOnews , Sabtu (16/11/2024).

Lebih lanjut, Ujang mengatakan bahwa sikap Anies sudah jelas akan menolak pembentukan partai yang bukan berasal dari keinginannya. Termasuk, kemungkinan Anies bergabung dengan partai lain dan menjadi Ketum seperti Nasdem, menurutnya sangat tidak mungkin

Ujang menganggap, Nasdem belum tentu bersedia menyerahkan tampuk kepemimpinan ke orang lain. Kata Ujang, Nasdem masih memiliki banyak stok kader untuk melanjutkan posisi Surya Paloh sebagai ketum.

"Ya belum tentu juga Nasdem mau, belum tentu juga Surya Paloh mau. Karena kan banyak kader-kader Nasdem, ada anaknya (Surya Paloh) Prananda itu. Itu juga yang melanjutkan Surya Paloh itu anaknya, bukan Anies. Saya sih melihatnya seperti itu," ujar pria yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu.

Ketika dikonfirmasi apakah benar Anies mendapat arahan untuk menjadi ketua umum Partai Nasdem, Jubir Anies Baswedan Sahrin Hamid menjawab, "Belum ada update terkait topik tersebut."

Soal apakah sudah pembicaraan atau pertemuan dengan pihak Nasdem atau Surya Paloh terkait hal tersebut, Sahrin mengatakan belum ada. "Terkait hal tersebut belum ada," ujar Sahrin, Sabtu (16/11/2024).

Topik Menarik