Kisah Bung Karno Bentuk Kopaska untuk Cegah Belanda Rebut Irian Barat

Kisah Bung Karno Bentuk Kopaska untuk Cegah Belanda Rebut Irian Barat

Nasional | okezone | Selasa, 10 September 2024 - 07:00
share

JAKARTA - Proklamator sekaligus Presiden pertama Soekarno membentuk pasukan elite TNI AL untuk melawan armada Angkatan Laut Belanda alias Koninklijke Marine (KM) yang memblokade Indonesia. Hal itu berawal saat Belanda berusaha merebut Irian Barat dari Indonesia.

Dengan segera, Bung Karno membentuk pasukan elite TNI Al untuk menangani masalah tersebut. Pasukan tersebut adalah Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL. Kopaska didirikan pada 31 Maret 1962 berdasarkan Keputusan Menteri/Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Kep.M/KSAL.5401.13.

Pasukan elite ini memiliki semboyan semboyan Tan Hana Wighna Tan Sirna atau tidak ada rintangan yang tak dapat diatasi. Letkol Laut OP Koesno ditunjuk sebagai komandan pertama Kopaska.

Pasukan ini memiliki ciri khas memakai topeng tengkorak dalam menjalankan misi rahasia. Mereka bertanggung jawab langsung kepada KSAL.

Soekarno membentuk pasukan ini dengan tujuan khusus untuk menghadapi ancaman di wilayah perairan Indonesia, terutama dalam operasi-operasi bawah air.

Salah satunya, Operasi Trikora untuk merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda. Sebanyak 12 orang yang lulus tes mengikuti pelatihan secara diam-diam yang dipimpin oleh Menteri Panglima Angkatan Laut, Raden Eddy Martadinata.

 

Seiring berjalannya waktu, tugas utama Kopaska juga semakin berkembang. Beberapa tugas utama Kopaska antara lain meliputi peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia ke kapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar, torpedo berjiwa (kamikaze), dan anti teror di laut (maritime counter-terrorism).

Selain tugas-tugas tersebut, Kopaska juga ditugaskan sebagai pengawal pribadi VIP. Mereka kerap mengawal Presiden dan Wakil Presiden Indonesia ketika mereka tidak sedang bertugas dalam suatu operasi.

Tidak sembarangan menjadi prajurit Kopaska. Calon anggota harus memiliki mental dan fisik yang kuat. Oleh karena itu tidak banyak orang yang berhasil saat pendidikan Kopaska dan mendapatkan brevet Kopaska.
 

Topik Menarik