Teroris di Gorontalo Ubah Identitas untuk Serang Bursa Efek Singapura

Teroris di Gorontalo Ubah Identitas untuk Serang Bursa Efek Singapura

Nasional | okezone | Selasa, 3 September 2024 - 18:54
share

JAKARTA - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, mengungkap, tersangka teroris berinisial YLK yang baru saja ditangkap, sempat mengganti identitasnya. Perubahan identitas itu dilakukan YLK setelah dia berencana melakukan aksi teror di Bursa Efek Singapura pada 2014.

Juru bicara Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar mengatakan, tersangka mencoba masuk kembali ke Singapura pada 2015 melalui jalur laut namun ditolak oleh imigrasi Singapura, dan dideportasi ke Batam.

"Pasca-2016, YLK berupaya menghilangkan jejak dengan mengganti identitasnya hingga ditangkap pada Agustus 2024," kata dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/9/2024).

Aswin menjelaskan, pelarian YLK berakhir setelah pihaknya menangkap tersangka teroris itu di Desa Mongolato, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, pada Rabu 21 Agustus 2024.

Diketahui, YLK merupakan WNI yang bergabung dengan kelompok teror Al Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP). Sebelum bergabung dengan AQAP, Aswin mengungkap, YLK alias IS alias AT alias MAL alias AH pernah mengikuti pelatihan di Camp Hudaibiyah, Philipina pada tahun 1998 hingga 2000.

"Selanjutnya pada tahun 2001, YLK pernah mengikuti Muqoyama Badar tahap 2 (Pelatihan Para Militer) di Jawa Timur yang merupakan program Jamaah Islamiyah," ucap Aswin.

YLK, kata Aswin, pernah ditahan pada 2003 terkait kepemilikan senjata api laras panjang yang merupakan titipan dari UM, narapidana terorisme kasus Bom Bali 1.

Kemudian, pada 2012 YLK bergabung dengan kelompok Jamaah Anshor Tauhid (JAT) dan mengikuti program pengiriman personal ke Yaman sebagai bagian dari jihad global AQAP.

"Keberangkatan YLK difasilitasi oleh ABU. Beberapa waktu lalu, ABU ditangkap oleh Densus 88 AT. Saat ditangkap, ABU menjabat sebagai Lajnah Roqobah (kaderisasi) kelompok Jamaah Ansharuh Syariah," ucapnya.

Kemudian, pada saat di Yaman, YLK mengaku mendapat perintah dari AM atau AZ yang merupakan petinggi AQAP untuk melakukan aksi teror di bursa efek Singapura.

Topik Menarik