Paus Fransiskus Umur Berapa ? Ini Profil dan Biodatanya

Paus Fransiskus Umur Berapa ? Ini Profil dan Biodatanya

Nasional | okezone | Senin, 2 September 2024 - 08:00
share

JAKARTA - Paus Fransiskus umur berapa? Ini profil dan biodatanya yang segera datang ke Indonesia pada awal bulan September.

Terlebih kedatangan Paus Fransiskus akan berkunjung ke Indonesia pada 3 hingga 6 September 2024. Untuk itu, beberapa umat kristiani mencari profil dan sosoknya yang merukapan tokoh agama ternama.

Salah satunya mengenai Paus Fransiskus umur berapa? Ini profil dan biodatanya:

Paus Fransiskus dengan nama lahir Jorge Mario Bergoglio, lahir pada 17 Desember 1936 di Buenos Aries, Argentina.

Paus Fransiskus adalah seorang kepala Gereja Katolik, uskup Roma, dan penguasa Negara Kota Vatikan. Diketahui ia adalah Paus pertama yang merupakan anggota Serikat Yesuit (Jesuit ; SJ) dari Amerika, dari Belahan Bumi Selatan, dan yang pertama lahir atau besar di luar Eropa sejak kepausan abad ke-8.

Paus Fransiskus dikenal sebagai pribadi yang sederhana. Dia sering mengungkapkan bahwa dia satu di antara rakyat yang miskin, menjadi alasan ia memilih tinggal di apartemen dan memasak makan malam sendiri.

Ayahnya adalah seorang akuntan bernama Mario. Ibunya yakni Regina Sivori, dan memiliki lima anak termasuk Bergoglio.

Di masa muda, tepatnya sebelum mengikuti pelatihan ahli kimia dan bekerja sebagai teknisi di laboratorium ilmu pangan, Bergoglio pernah bekerja sebagai penjaga pintu dan petugas kebersihan.

Tepat setelah lulus sebagai teknisi kimia dan sembuh dari pneumonia dan kista, Bergoglio berkeinginan untuk bergabung dengan Jesuit. Ia bergabung ke Seminari Keuskupan Villa Devoto dan tergabung ke Yesuit pada 11 Maret 1958.

Melansir The Holy See, Bergoglio menyelesaikan studi humaniora di Chili dan berhasil meraih gelar filsafat dari Colegio de San Jos, San Miguel, pada 1963. Pada tahun 1964 hingga 1965, ia mengajar sastara dan psikologi di Immaculate Conception College di Santa F. Ia juga mengajar di Colegio del Salvatore, Buenos Aries pada 1966. Antara 1967 dan 1970, ia mempelajari teologi dan menerima ijazah dari Colegio San Jos.

Pada 13 Desember 1969, ia ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Agung Ramn Jos Castellano. Ia melanjutkan studinya antara tahun 1970 dan 1971 di Universitas Alcal de Henares, Spanyol, dan pada tanggal 22 April 1973, ia mengucapkan sumpah terakhirnya sebagai seorang Jesuit.

Setelah itu, dia kembali ke Argentina, menjabat sebagai master pemula di Villa Barilari, San Miguel, profesor di Fakultas Teologi San Miguel, konsultan Provinsi Serikat Yesus, serta Rektor Colegio Mximo Fakultas Filsafat dan Teologi.

Pada 31 Juli 1973, ia diangkat menjadi Provinsi Jesuit di Argentina selama enam tahun. Dia juga aktif di sektor pendidikan, menjadi Rektor Colegio de San Jos dari tahun 1980 hingga 1986, serta bertugas sebagai pastor paroki di San Miguel. Kemudian, pada bulan Maret 1986, ia pergi ke Jerman untuk menyelesaikan tesis doktoralnya.

Setelah itu, ia kembali ke Argentina dan menjabat di Colegio del Salvador di Buenos Aires dan gereja Jesuit di kota Crdoba sebagai pembimbing spiritual dan bapa pengakuan.

Uskup Agung Buenos Aires, Kardinal Antonio Quarracino, meminta dia untuk menjadi kolaborator dekatnya. Akhirnya, pada 20 Mei 1992, Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya menjadi Uskup Auca dan Pembantu Buenos Aires.

Setelah menerima pentahbisan uskup pada 27 Mei, dia memilih moto episkopalnya, miserando atque eligendo, yang mencerminkan lambang Serikat Yesus.

Dia terus menjabat dalam berbagai posisi gerejawi, termasuk sebagai Vikaris Episkopal Kabupaten Flores dan Vikaris Jenderal Keuskupan Agung. Pada 3 Juni 1997, ia diangkat menjadi Uskup Agung Coadjutor Buenos Aires. Kurang dari sembilan bulan kemudian, setelah kematian Kardinal Quarracino, ia menggantikannya pada tanggal 28 Februari 1998, sebagai Uskup Agung Buenos Aires dan Ordinaris umat ritus Timur di Argentina.

Tiga tahun kemudian, pada 21 Februari 2001, Yohanes Paulus II mengangkatnya menjadi Kardinal dengan gelar San Roberto Bellarmino. Sebagai Kardinal, ia melayani di berbagai komisi dan kongregasi gerejawi.

Pada Oktober 2001, ia ditunjuk sebagai Relator Umum pada Sidang Umum Biasa ke-10 Sinode Para Uskup di Kementerian Episkopal. Selama pelayanannya, dia juga menjabat sebagai Rektor Besar Universitas Katolik Argentina dan menerbitkan beberapa buku tentang kehidupan rohani. Pada 13 Maret 2013, ia terpilih sebagai Paus Tertinggi.

Secara konsisten, Paus Fransiskus menyarankan para imam untuk menunjukkan belas kasihan dan keberanian dalam pelayanan mereka, serta untuk selalu membuka pintu bagi semua orang.

Dia menganggap bahwa "keduniawian spiritual", atau kecenderungan untuk egois, merupakan ancaman terbesar bagi Gereja, dan dia mendorong umatnya untuk mengutamakan keadilan sosial dengan memahami prinsip-prinsip dasar iman Kristen, seperti Sepuluh Perintah Allah dan Sabda Bahagia.

Dia percaya bahwa menghormati martabat setiap individu adalah kewajiban yang serius bagi setiap orang yang mengikuti ajaran Kristus.

Topik Menarik