Wapres Ma'ruf di Muktamar PKB: Ingatkan Politik Perbaikan, Bukan Kekuasaan

Wapres Ma'ruf di Muktamar PKB: Ingatkan Politik Perbaikan, Bukan Kekuasaan

Nasional | okezone | Sabtu, 24 Agustus 2024 - 21:53
share

BALI - Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin mengingatkan kepada seluruh anggota Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) soal politik perbaikan, bukan hanya mencari kekuasaan.

Hal ini diungkapkannya saat menghadiri Muktamar VI Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Sabtu (24/8/2024).

Maruf Amin yang menjadi Dewan Syuro pendirian PKB pada 26 tahun lalu mengatakan bahwa PKB didirikan sebagai wadah untuk menampung aspirasi kaum Nahdliyyin sebutan bagi kelompok Nahdlatul Ulama (NU).

Saya ingat 26 tahun yang lalu, PKB memang didirikan sebagai wadah untuk menampung aspirasi kaum Nahdliyyin, katanya.

Maruf pun mengungkapkan alasan bahwa pada waktu itu orang NU ingin punya partai yang membawa aspirasi mereka. Karena itu, PKB disebutkan sebagai matiyatun Nahdliyin, kendaraan politiknya orang NU, bebernya.

Tapi kenyataannya, kata Maruf, bahwa yang mendukung PKB bukan hanya orang NU, tapi seluruh kelompok.

Kenapa begitu? Karena politik PKB adalah politik rahmatan lil'alamin. Politik untuk semua golongan. Tadi juga Pak Muhaimin (Ketum PKB) bilang begitu ya. Bukan rahmatan lil nahdliyyin, tapi rahmatan lil'alamin, katanya.

Makanya yang mendukung PKB itu bukan hanya orang NU. Betul? Betul? tanya Wapres pada peserta Muktamar.

Betul.... jawab peserta kompak.

Jadi saya betul ngomongnya begitu. Gerakan politik PKB itu gerakan politik perbaikan, perbaikan. Perbaikan artinya perbaikan untuk semua pihak. Bukan, gerakan politik kekuasaan, bukan, tambah Wapres.

Wapres mengatakan bahwa pada umumnya politik hanya struggle for power, namun PKB harus melakukan perbaikan. Jadi beda, umumnya politik kan struggle for power. Tapi PKB struggle for islah. Perbaikan.

Kenapa? Karena urusan kekuasaan, urusan Tuhan, urusan Allah SWT. Atau bahasa kiainya disebut khatwah Rabbaniyah, langkah Tuhan, ujar Wapres.

Engkau yang memberi kekuasaan pada engkau yang engkau kehendaki, dan engkau mengambil kekuasaan dari yang engkau kehendaki. Jadi kekuasaan adalah khatwah Rabbaniyah. Khatwah islahiyah itu khatwah nabawiyah, gerakan para nabi. Seperti dikatakan oleh Nabi Allah SWT, saya tidak menghendaki kecuali untuk perbaikan, pungkasnya.

Topik Menarik