Penguasa Kerajaan Islam Pertama di Jawa Keturunan Cina?

Penguasa Kerajaan Islam Pertama di Jawa Keturunan Cina?

Nasional | okezone | Minggu, 14 Juli 2024 - 06:14
share

RADEN Patah menjadi raja pertama kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Ia bertahta setelah Kerajaan Majapahit runtuh pada abad 15 pertengahan. Beragam versi perihal asal usul Raden Patah penguasa Kerajaan Demak pertama ini pun bermunculan.

Raden Patah konon memiliki nama lain Jin Bun. Ia merupakan pendiri Kerajaan Demak di samping juga para Wali Sanga, atau sembilan wali penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Menariknya ada beberapa versi dari asal usul Raden Patah, tapi ketika ditarik kesimpulan nyaris seluruhnya ada asal usul dari Cina. Benarkah demikian?

Pada versi Purwaka Caruban Nagara misalnya, Raden Patah merupakan putra Brawijaya yang lahir dari selir Cina bernama Siu Ban Ci. Putri dari pasangan Tan Go Hwat dan Siu Te Yo dari Gresik.

"Tan Go Hwat adalah seorang saudagar dan ulama yang bergelar Syekh Bantong. Gelar yang mengacu pada nama Sunan Bonang," demikian dikutip dari buku "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa".

Menurut Sejarah Banten, Raden Patah sang pendiri Kesultanan Demak yang dildentikkan dengan Cu Cu atau Gan Eng Wan, yang merupakan putra (atau bawahan) Haji Gan Eng Cu. Mantan perdana menteri Tiongkok yang berpindah ke Jawa Timur. Cu Cu mengabdi kepada Majapahit dan berjasa menumpas pemberontakan Arya Dilah, seorang bupati dari Palembang.

Berita tersebut dianggap cukup aneh. Mengingat dalam Babad Tanah Jawa, Arya Dilah merupakan nama lain Arya Damar, ayah angkat Raden Patah sendiri. Berkat jasa-jasanya, Cu Cu dinikahkan dengan putri raja Majapahit dan diangkat sebagai bupati di wilayah Demak. Selama menjabat sebagai bupati Demak, Cu Cu bergelar Arya Sumangsang (Arya Suganda)

Sementara dari kronik Cina di Kuil Sam Po Kong, Semarang, Raden Patahlebih dikenal dengan Jin Bun itu lahir pada tahun 1455 M. Jin Bun merupakan putra Kung-ta-bu-mi atau Kertabumi, yang merupakan Rja Majapahit, yang lahir dari selir Cina.

Kemudian oleh Kung-ta- bu-mi, selir Cina itu diberikan kepada seorang peranakan Cina yang bernama Swan Liong di Palembang. Dari perkawinannya dengan Swan Liong, selir Cina itu melahirkan Kin San.

Topik Menarik