8 Fakta Miris Kehidupan Faldy Alberto Hengga Striker Timnas U-16, Tinggal dengan Ibu di Rumah Bedeng

8 Fakta Miris Kehidupan Faldy Alberto Hengga Striker Timnas U-16, Tinggal dengan Ibu di Rumah Bedeng

Nasional | okezone | Minggu, 7 Juli 2024 - 08:01
share

FALDY Alberto Hengga (16) merupakan striker sekaligus kreator serangan andalam timnas Indonesia U-16. Penampilannya sangat menjanjikan dalam kejuaraan AFF U-16 atau Turnamen ASEAN U-16 Boy Championship 2024.

Tapi kehidupan Fadly Alberto Hengga tak sementereng penampilannya di lapangan hijau. Remaja ini tinggal di rumah yang sangat sederhana bersama keluarganya di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Berikut fakta-fakta kehidupan Fadly Alberto Hengga :

Biodata Fadly Alberto Hengga

Fadly Alberto Hengga lahir di Kota Mimika, Papua Tengah, pada 22 Juni 2008 dari pasanan John Clif Hengga (49) asal Timika dan Piana (43) dari Bojonegoro.

Beragama Islam, Alberto merupakan anak sulung. Adiknya adalah Irana Beatrik Hengga (13). Alberto tercatat sebagai siswa SMKN 1 Dander.

Alberto pernah merupakan jebolan SSB Sukorejo Putra. Membela klub Bhayangkara Presisi Indonesia FC dan membela timnas Indonesia U-16.

Tinggal di rumah sangat sederhana

Alberto tinggal bersama keluarganya di rumah sangat sederhana bermaterialkan papan ukuran 4x8 meter di Desa Banjarsari, Trucuk, Bojonegoro. Rumah itu berdiri di tanah milik Perhutani.

Karena berdiri di lahan bukan miliknya, jadi kapan saja keluarga Alberto harus disiap digusur.

Rumah yang sangat mungil utu terdiri dari ruang tamu, kamar tidur hingga dapur yang menyatu tanpa sekat.

Tinggal bersama ibu dan adiknya

Di rumah yang memprihatinkan itu, Alberto selama ini tinggal bersama ibunya Piana dan adiknya Iriana Beatrik Hengga.

Rumah bak bedeng

Ditemui di rumahnya, kerabat Alberto, Fatakun menceritakan, yang sejak pulang dari Papua sekitar tahun 2011 lalu.

Fadly Alberto bersama Ibu dan adiknya, tinggal di rumah bedeng yang sangat sederhana atau bahkan bisa dibilang kurang layak, yang dibangun di atas tanah milik Perhutani.

Ini tanah milik Perhutani, bukan tanah hak milik. Jadi sewaktu-waktu kalau dibutuhkan (oleh Perhutani) ya harus dibongkar rumahnya, ujar Fatakun sambil menunjukkan kondisi rumah Alberto.

Tak pernah dapat bantuan

Bahkan, lanjut Fatakun, keluarga dari bocah yang masih mengenyam pendidikan di SMKN Dander itu, tak pernah mendapatkan bantuan rumah dari Pemkab Bojonegoro. Meski pernah diusulkan, namun sampai saat ini, belum mendapatkan bantuan dari Program Bedah Rumah atau RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) dari Pemkab Bojonegoro ini.

Fatakun melanjutkan, kemungkinan belum mendapatkannya bantuan tersebut, lantaran status kependudukan keluarga Alberto baru diurus pada tahun 2021.

Selain itu, kemungkinan juga terkendala terkait status tanah yang ditempati bukan tanah hak milik. Kemungkinan juga karena status tanahnya yang bukan hak milik (tanah Perhutani), saya sendiri juga kurang tahu apa alasannya, terangnya.

Keluarga miskin

Ironinya lagi, tutur Fatakun, kondisi ekonomi keluarga Alberto juga terbilang kurang mampu. Terlebih ibunya yang berstatus single parent dan mengurus dua anaknya itu, hanya bekerja serabutan, seperti mencuci pakaian dan merawat anak para tetangganya.

Untuk pekerjaannya ya seadanya. Membantu para tetangga yang membutuhkan, bebernya.

Topik Menarik