Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon Warisan Wali Songo, Diarsiteki Sunan Kalijaga
CIREBON, iNews.id - Salah satu bukti sejarah peradaban Islam di Kota Cirebon adalah Masjid agung Sang Cipta Rasa. Masjid tua yang dibangun oleh Wali Songo itu masih berdiri kokoh di kawasan Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Cirebon.
Masjid ini dibangun pada zaman Sunan Gunung Jati atau Syech Syarif Hidayatullah dan dan Wali Songo pada 1408. Sampai saat ini, bangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa masih terawat dengan baik.
Masjid Agung Sang Cipta Rasa bermakna bangunan agung yang dibangun untuk digunakan umat untuk beribadah kepada Sang Maha Mencipta, Allah SWT.
Arsitektur bangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa memiliki ciri khas berupa satu gerbang pintu utama. Masjid Sang Cipta Rasa pagar dari batu bata merah.
Konon, masjid ini dibangun hanya dalam waktu satu malam oleh 500 pekerja dari beberapa kerajaan. Seperti Majapahit, Demak dan Cirebon. Sunan Gunung Jati memilih Sunan Kalijaga menjadi arsitek Masjid Sang Cipta Rasa.
Di bagian utama masjid terdapat pintu masuk kecil. Saat jemaah masuk harus menundukkan kepala. Hal tersebut sebagai penghormatan dan makna merendahkan diri saat masuk masjid.
Selain itu pintu kecil di gerbang masjid bermakna semua manusia memiliki kedudukan sama di mata Sang Pencipta sehingga harus tunduk dan patuh menjalankan perintah Allah Subhanahu Wata\'ala.
Di area utama bagian dalam masjid, ujar Ismail, terdapat tempat khusus yang biasanya digunakan oleh keluarga keraton untuk beribadah.
Keunikan lainnya di Masjid Agung Sang Cipta Rasa yaitu mimbar bernama Sang Rengga. Mimbar ini berbentuk seperti kursi dan memiliki tiga anak tangga yang menyatu dengan lantai.
Azan saat sholat Jumat di masjid ini dikumandangkan oleh 7 muadzin sehingga d kenal dengan tradisi adzan pitu.
Ismail, Pengurus Masjid Agung Sang Cipta Rasa, mengatakan, sebelum bernama Sang Cipta Rasa, masjid itu bernama Masjid Agung Pakungwati.
Sebab, pembangunan masjid di area keraton tersebut diinisiasi oleh istri Sunan Gunung Jati bernama Ratu Nyimas Pakungwati.
Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini tidak menonjolkan keislaman, tetapi akulturasi budaya. Ini dilakukan sebagai strategi dakwah para wali saat itu, kata kata Ismail Selasa (28/3/2023).
Razman Nasution Penuhi Panggilan Bareskrim Polri sebagai Tersangka Kasus Pencemaran Nama Baik
Ismail menyatakan, setelah ditutup selama dua tahun akibat pandemi Covid-19, kegiatan keagamaan di Masjid Agung Sang Cipta Rasa kembali digelar seperti sholat tarawih dan tadarus Alquran.