Bukan Hanya Stasiun, Ini Perbedaan Depok Lama dan Depok Baru
DEPOK Ternyata perbedaan Depok Lama dan Depok Baru tidak hanya sekadar nama stasiun. Banyak perbedaan antara Depok Lama dan Depok Baru yang memiliki historis tersendiri.
Mengutip laporan BPS bertajuk Kota Depok dalam Angka 2022 , Depok mempunyai 11 kecamatan yaitu Sawangan, Bojongsari, Pancoran Mas, Cipayung, Sukmajaya, Cilodong, Cimanggis, Tapos, Beji, Limo, dan Cinere.
Nah, mengenai Depok Lama dan Depok Baru, berikut perbedaan dua kawasan tersebut sebagaimana dihimpun Litbang MPI, Minggu (19/2/2023):
1. Depok Lama
Depok Lama pada dasarnya merujuk pada sebuah wilayah yang dahulu menjadi pusat pemerintahan Depok. Menurut catatan sejarah, pada abad ke-17 Depok merupakan wilayah milik pejabat tinggi VOC, Cornelis Chastelein.
Selanjutnya, status Depok menjadi tanah partikelir hingga 1949 ketika pemerintah menghapuskan tanah partikelir. Wilayah ini kemudian menjadi milik negara dan termasuk dalam bagian Kawedanaan Parung, Kabupaten Buitenzorg (kini Bogor).
Mengutip artikel berjudul Dari Depok Lama Ke Depok Baru: Berjuang Menjadi Kota, 1970-an hingga 1990-an oleh Tri Wahyuning Mudaryanti , Kawedanaan Parung terbagi atas Kecamatan Parung dan Kecamatan Depok.
Pusat kota Kecamatan Depok berada di Pancoran Mas. Wilayah inilah yang diidentikkan sebagai kota Depok Lama. Bukan hanya menjadi pusat kegiatan dan pemerintahan, kawasan Depok Lama ini juga merupakan hunian Belanda Depok.
Belanda Depok merujuk pada pribumi yang tinggal di tanah partikelir Depok berasal dari beragam etnis dan merupakan keturunan dari budak yang dibeli Cornelis Chastelein.
Kawasan Belanda Depok yang berlokasi di Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas ini memiliki banyak peninggalan bersejarah di antaranya GPIB Immanuel Depok di Jalan Pemuda, Tugu Cornelis Chastelein, gedung Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein, serta rumah-rumah dengan arsitektur tempo dulu.
Bicara Depok Lama juga tidak terlepas dari keberadaan Stasiun Depok yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Stasiun Depok Lama. Stasiun Depok Lama berada di Jalan Stasiun Depok Lama, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas.
Stasiun ini merupakan satu dari lima stasiun KRL Commuter Line yang berlokasi di Depok, selain Stasiun Depok Baru, Stasiun Pondok Cina, Stasiun Universitas Indonesia (UI), dan Stasiun Citayam.
2. Depok Baru
Kawasan Depok Baru hadir seiring pembangunan Perumnas di Depok. Ketika itu, Depok dirancang menjadi kota satelit bagi Jakarta. Karena letaknya yang dekat dengan Ibu Kota, Depok dipilih sebagai lokasi perumahan bagi penduduk yang bekerja di Jakarta.
Perum Perumnas membangun Perumnas Depok I dan menjadi Perumnas pertama di Indonesia. Lalu, dilanjutkan pembangunan Perumnas lainnya di Depok Tengah dan Depok Timur.
Saat ini, Depok lebih dikenal sebagai kota pelajar karena adanya kampus Universitas Indonesia (UI) yang berada di kawasan Margonda. Selain itu, terdapat pula Universitas Gunadarma di Margonda. Kawasan Margonda juga selalu ramai karena banyak pula pusat perbelanjaan. Warga kerap menyebut kawasan ini sebagai Depok Baru.
Selain menjadi penyebutan bagi kawasan baru di luar Depok Lama, nama Depok Baru juga menjadi nama salah satu stasiun di Depok. Stasiun Depok Baru merupakan stasiun KRL di Jalan Stasiun Depok Baru, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas. Lokasi stasiun ini sangat strategis berada di belakang Kantor Wali Kota Depok, ITC Depok, Terminal Depok, dan berseberangan dengan Polres Metro Depok.
Jalur kereta menuju dan dari Stasiun Depok Baru adalah KRL Jakarta Kota-Bogor yang dibangun pada masa penjajahan Belanda dan selesai pada tahun 1880-an. Kemudian, dilakukan renovasi pembangunan Stasiun Depok Baru yang rampung sejak 1992 dengan memiliki tiga jalur lintasan.
(jon)