Surat Yasin Ayat 39-40 tentang Sunnatullah yang Sudah Ditetapkan
JAKARTA, iNews.id - Surat Yasin ayat 39-40 tentang sunnatullah yang sudah ditetapkan bisa dijadikan pelajaran penting penuh hikmah.
Ayat ini berisi tentang penegasan Allah terhadap beberapa hal, antara lain adalah bahwa matahari, bulan, dan seluruh isi langit adalah ciptaan-Nya,
Sebagai seorang muslim, memahami makna isi ayat Al Quran memang sangat dianjurkan. Hal ini penting sebagai pelajaran, pencerahan, hikmah, barokah dari Allah.
Surat Yasin adalah surat ke-36 dalam Al Qur\'an yang berisi tentang intisari dari Al Quran. Oleh sebab itu, surat yang terdiri dari 83 ayat ini sering disebut sebagai jantungnya Al Quran.
Surat Yasin secara keseluruhan memang menjelaskan banyak hal mengenai keberadaan Allah, kekuasaan Allah terhadap segala hal, hari kiamat, surga dan neraka, hingga tentang para nabi dan maksud ditugaskannya.
Terdapat ayat yang menjelaskan sunnatullah tentang ditetapkannya langit dan seisinya. Hal ini dijelaskan pada ayat 39-40. Berikut adalah kandungan serta tafsirnya yang dilansir iNews.id, Sabtu (10/12/2022).
Kandungan Surat Yasin Ayat 39-40 Arab, Latin, Arti, dan Tafsirnya
Latin: Wal-qamara qaddarnhu manzila att \'da kal-\'urjnil-qadm
Lasy-syamsu yambag lah an tudrikal-qamara wa lal-lailu sbiqun-nahr, wa kullun f falakiy yasban
Artinya: Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.
Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS. Yasin: 39-40)
Berdasarkan tafsir Al-Muyassar atau Kementerian Agama Saudi Arabia, rembulan adalah tanda kebesaran Allah pada makhluk-Nya.
Telah ditetapkan sebuah manzilla (posisi) untuknya (bulan) setiap malamnya, mulai terlihat dalam bentuk hilal (bulan sabit) yang kecil sehingga ia sempurna membentuk rembulan yang bulat.
Kemudian ia kembali mengecil menjadi seperti tanda kurma yang melengkung ketipisan dan kekuningannya, karena usianya yang tua dan keringnya.
Brevet dan Penghargaan Ahmad Luthfi, Jenderal Bintang 3 Polisi yang Unggul di Pilkada Jateng 2024
Hal ini senada dengan tafsir Al-Mukhtashar atau Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram).
Ayat 39 adalah bukti yang menunjukkan keesaan Allah adalah rembulan ini yang telah Kami tentukan peredarannya setiap malamnya.
Kemudian ia (bulan) mulai terlihat tipis, lalu tampak besar kemudian kembali tipis sehingga ia menjadi seperti tandan kurma tanpa buah yang sudah mengering, dalam keringkihannya, merunduknya, warnanya yang menguning dan usianya yang tua.
Untuk ayat 40, tafsir tafsir Al-Muyassar menjelaskan bahwa masing-masing dari matahari, rembulan, malam dan siang, memiliki waktu yang telah ditetapkan Allah dan tidak mereka lampaui.
Maka, tidak mungkin matahari akan menyusul rembulan lalu menghapus cahayanya atau berubah orbit berputarnya.
Hal itu sebagaimana dengan malam yang tidak mungkin mendahului siang, lalu siang masuk ke dalam malam padahal malam belum habis. Masing-masing dari matahari, rembulan, bintang-bintang memiliki garis edar sendiri-sendiri yang padanya mereka berjalan.
10 Pamen Polri Dapat Penugasan di Bareskrim dari Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Berikut Nama-namanya
Ini senada dengan tafsir Al-Mukhtashar yang menyebutkan bahwa bukti-bukti matahari dan rembulan serta siang dan malam ditetapkan dengan ketentuan dari Allah adalah ia tidak akan melampaui batas yang sudah ditentukan untuknya.
Matahari tidak akan mendahului rembulan untuk merubah perjalanannya atau melenyapkan cahayanya.
Sedangkan malam tidak akan mengejar siang dan datang sebelum siang selesai.
Semua makhluk yang ditundukkan ini dan juga bintang-bintang dan planet-planet lainnya mempunyai orbit edar berdasarkan takdir dan penjagaan dari Allah. Wallahualam bissawab