Bambang Haryo Usulkan Pekerja Migran Jadi Duta Bangsa, Apa Itu?
JAKARTA, iNewsMojokerto.id — Anggota DPR-RI Komisi VII dari fraksi Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono, mengusulkan gagasan inovatif mengenai peran pekerja migran Indonesia (PMI) dalam mendukung sektor pariwisata dan perekonomian negara. Menurutnya, PMI, khususnya yang bekerja di sektor pembantu rumah tangga, memiliki potensi besar untuk turut mempromosikan pariwisata Indonesia di luar negeri.
Dari jumlah PMI sebanyak 4,8 juta orang, menurut pria yang akrab disapa BHS ini dapat mendorong wisatawan asing untuk datang ke Indonesia. Caranya adalah dengan mewajibkan para PMI untuk membawa minimal 2 orang setahun untuk berwisata ke Indonesia.
“Sudah seharusnya ke depan Kementerian Lembaga Pariwisata bisa berkolaborasi dengan K/L Kemenaker dengan mewajibkan pekerja migran indonesia diberikan tugas mengajak minimal 2 orang setahun untuk mau berwisata ke Indonesia dengan cara PMI dibekali pengetahuan mengenai spot-spot wisata baik alam maupun budaya yang sangat beraneka ragam dan spesifik yang ada di Indonesia,” ungkap Bambang Haryo saat ditemui wartawan Himpunan Media Senayan Jawa Timur di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Ia menyebutkan bahwa jika setiap PMI selain bekerja juga ditugaskan membawa edukasi tentang potensi wisata budaya dan alam di Indonesia dengan mempengaruhi minimal 2 orang keluarga asing di tempat dia bekerja per tahun. Maka Indonesia bisa mendatangkan hampir 10 juta wisatawan tambahan, diluar jumlah wisatawan asing yang saat ini sudah sekitar 11 juta per tahun yang akan berdampak positif bagi ekonomi nasional.
Bambang Haryo juga mengatakan pekerja migran Indonesia (PMI) selain menjadi pahlawan devisa mereka juga dimanfaatkan sebagai Duta Bangsa karena orang yang paling dekat dengan keluarga asing pasti adalah pekerja migran yang berprofesi sebagai Asisten Rumah Tangga (ART). Mereka bisa berkomunikasi lebih intens dengan majikannya yang orang asing.
Apalagi saat ini 60 persen masyarakat Indonesia berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berarti bisa berpotensi meningkatkan jumlah pekerja migran Indonesia di sektor Asisten Rumah Tangga ataupun lainnya dengan maksimal.
"Saya sangat menginginkan target pekerja migran yang berpendidikan rendah tersebut bisa tercapai sekitar 20 juta sampai dengan akhir 2025 jadi kalau setiap pekerja migran Indonesia diberikan kewajiban menarik keluarga majikan dan teman-temannya di negara tersebut 2 orang maka kita bisa mendapatkan tambahan turis asing sekitar 40 juta per tahun," urainya.
"Sehingga kita bisa mendapatkan pendapatan devisa tambahan 4 kali lipat dari pariwisata saat ini yang masih hanya sekitar 218 Triliun di tahun 2023. Ini berarti pendapatan pariwisata bisa menjadi diatas 1.000 Triliun setahun," tambahnya.
BHS menambahkan, dengan penambahan jumlah wisatawan asing itu, Indonesia akan mendapatkan devisa melebihi pendapatan devisa negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia.
“Dengan adanya penambahan turis karena dukungan PMI sehingga jumlah wisatawan asing menjadi 50 juta maka kita sudah bisa melebihi pendapatan wisatawan asing dari negara Thailand yang saat ini tertingginya adalah 45 juta, juga Malaysia yang saat ini mencapai diatas 20 juta," tuturnya.
Dengan adanya kenaikan sekitar 5 kali lipat itu, diprediksi dapat menjadikan Kementrian dan para pekerja migran akan mendapat manfaat dari hal itu. Pasalnya kementrian tidak lagi harus mengadakan pameran pariwisata yang memakan biaya besar namun kurang efektif menarik wisatawan mancanegara.
"Dan tentu Kementerian Lembaga Kemenaker juga bisa memanfaatkan pendapatan dari devisa pekerja migran tersebut yang terjadi kenaikan sekitar 5 kali lipat dari pendapatan saat ini sebesar 230 Triliun setiap tahun," tutup BHS.