Analisis Kepemimpinan Berbasis Relasi Kekuasaan: Studi Dinasti Tambunan di Deliserdang 2004-2024

Analisis Kepemimpinan Berbasis Relasi Kekuasaan: Studi Dinasti Tambunan di Deliserdang 2004-2024

Terkini | medan.inews.id | Minggu, 17 November 2024 - 15:30
share

Deliserdang, iNewsMedan.id - Penelitian mengenai relasi kekuasaan dalam kepemimpinan daerah selalu menarik minat akademis karena mencakup perspektif yang luas serta memadukan kajian teoritis dan praktis. Mengacu pada teori pemerintahan Rosenbloom dan Goldsmith, relasi kekuasaan yang efektif memiliki peran strategis dalam manajemen, pengawasan, dan pengembangan daerah (Labolo, 2008).

Penulis tertarik dengan penelitian disertasi Dr. Musa Rajekshah ,S.Sos, M.Hum,  di Program Doktor Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara, mengeksplorasi model relasi kekuasaan Dinasti Tambunan di Deli Serdang. Kajian penelitian  ini menyoroti bagaimana relasi kekuasaan yang harmonis dan berkesinambungan berperan dalam menjaga stabilitas dan kesinambungan pembangunan di Kabupaten Deli Serdang dari 2004 hingga 2024.

Penelitian ini berfokus pada model kekuasaan Dinasti Tambunan di Deli Serdang, khususnya bagaimana harmonisasi relasi kekuasaan berperan dalam keberlanjutan pembangunan daerah, sebagaimana diuraikan dalam disertasi Dr. Musa Rajeckshah, S.Sos., M.Hum., untuk meraih gelar Doktor Studi Pembangunan di Universitas Sumatera Utara.

Penulis memulai analisis dengan meninjau asal-usul nama Kabupaten Deli Serdang, yang terinspirasi dari Kesultanan Deli dan Serdang, yang keduanya merupakan bagian penting dari sejarah daerah ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Deli Serdang 2023, populasi kabupaten ini tercatat mencapai 1.953.986 jiwa pada tahun 2022. Dengan motto "BHINNEKA PERKASA JAYA," pemerintah menunjukkan komitmennya untuk mendorong kemajuan dengan mengedepankan keberagaman sosial budaya. Kabupaten ini memiliki masyarakat yang beragam etnis, termasuk Melayu Deli, Karo, Toba, Simalungun, Minangkabau, Jawa, dan Tionghoa.

 

Pembahasan mengenai kepemimpinan daerah, terutama yang berbasis relasi kekuasaan, merupakan topik yang selalu menarik dalam kajian akademis. Hal ini terutama tercermin dalam disertasi Dr. Musa Rajekshah di Universitas Sumatera Utara, yang mengkaji Dinasti Tambunan di Kabupaten Deli Serdang. Dalam konteks ini, relasi kekuasaan yang harmonis dan berkesinambungan berperan penting dalam mendukung stabilitas dan keberlanjutan pembangunan daerah selama dua dekade terakhir.

Sejarah dan Transformasi Kepemimpinan di Deli Serdang

Sejak tahun 1946, Kabupaten Deli Serdang telah dipimpin oleh sejumlah tokoh besar, dengan setiap pemimpin memberikan sumbangsih dalam pengembangan manajerial pemerintahan daerah. Ini menunjukkan bahwa Deli Serdang memiliki sejarah kepemimpinan yang adaptif dan akuntabel, dengan fokus pada pengembangan masyarakat.

Dinasti Tambunan: Peran dan Pengaruhnya

Keluarga Tambunan, yang dimulai dengan kepemimpinan Amri Tambunan (2004-2014), berhasil membawa sejumlah perubahan signifikan dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Melalui program-program inovatif, Deli Serdang meraih berbagai penghargaan nasional. Dilanjutkan oleh H. Ashari Tambunan, kepemimpinan dinasti ini melanjutkan tradisi dengan fokus pada pengurangan kemiskinan dan pengembangan sebagai lumbung pangan nasional.

Studi Dr. Musa Rajekshah tentang Kepemimpinan Tambunan

Disertasi Dr. Musa Rajekshah yang mengidentifikasi "MODEL IJECK" menunjukkan lima pilar dalam kepemimpinan dinasti Tambunan, yaitu Intensif, Jejaring, Ekosistem, Komunikasi, dan Kepemimpinan. Setiap pilar ini berkontribusi pada keberhasilan kepemimpinan yang harmonis dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Pentingnya pendekatan komunikasi yang inklusif dan keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan ditonjolkan dalam kajian ini.

 

Masa Depan Kepemimpinan Tambunan

Dengan calon bupati mendatang, dr. Asri Ludin Tambunan, harapan untuk melanjutkan tradisi kepemimpinan yang responsif terhadap masyarakat menjadi tema penting. Keberadaan tradisi yang kuat dalam komunikasi dan pemahaman terhadap kebutuhan masyarakat diharapkan akan terus menjadi landasan bagi kepemimpinan di masa depan.

Kesimpulan

Melalui analisis kepemimpinan berbasis relasi kekuasaan, dinasti Tambunan menunjukkan bahwa kepemimpinan dapat menjadi instrumen yang efektif dalam pembangunan daerah yang berkelanjutan. Dengan komunikasi yang efektif, responsivitas, dan komitmen terhadap integritas, kepemimpinan di Deli Serdang berpotensi untuk terus berkembang, menciptakan relasi yang harmonis antara pemimpin dan masyarakat. Dr. Asri Ludin Tambunan diharapkan dapat meneruskan nilai-nilai ini, membawa Deli Serdang menuju masa depan yang lebih baik.

Penulis:
Direktur Eksekutif Akhyar-Salman (AMAN) 2020 sekaligus Sekretaris Ikatan Mahasiswa Program Doktor Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara, Dr. Rahman Tahir, SE, M.I.P. 

Topik Menarik