Wartinah Pengrajin Terasi di Cilamaya Dapat Berkah Berlipat Berkat Program PHE ONWJ

Wartinah Pengrajin Terasi di Cilamaya Dapat Berkah Berlipat Berkat Program PHE ONWJ

Terkini | karawang.inews.id | Selasa, 21 Januari 2025 - 16:20
share

KARAWANG, iNEWSKarawang.id - Di sudut Desa Rawagempol, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, seorang perempuan paruh baya sibuk mencetak adonan cokelat kehitaman. 

Tangan kirinya memegang segumpal adonan fermentasi udang rebon, sementara tangan kanannya memipihkan adonan itu menjadi bulatan rapi. 

Dialah Wartinah, seorang perajin terasi yang telah lebih dari dua dekade menggantungkan hidupnya pada keahlian ini.

“Sekarang tubuh saya mudah capek. Kolesterol, rematik, asam urat—semuanya seperti teman akrab. Tapi mau bagaimana lagi? Waktu saya lebih baik digunakan untuk membuat terasi daripada mengeluh,” ujarnya sembari tersenyum lelah namun tulus.

Wartinah nyaris memasuki usia 60 tahun. Aktivitasnya sehari-hari tak lagi sekuat dulu. Kini, ia harus melawan batasan tubuhnya, ditambah tanggung jawab besar sebagai tulang punggung keluarga. 

Sejak suaminya jatuh sakit dua tahun lalu, ingatan suaminya sering hilang, dan ia hanya bisa duduk di atas lincak, memandangi jalan dari depan rumah. Wartinah pun bekerja ekstra keras demi menghidupi keluarga dan membiayai pengobatan suaminya.

Anak sulungnya yang telah menikah bekerja serabutan, sementara si bungsu menjadi asisten videografer dan fotografer pernikahan. Meski demikian, pendapatan keluarga jauh dari cukup. 

 

Dalam sehari, Wartinah memproduksi terasi dari 10 kilogram udang rebon. Satu keping terasi ukuran sedang ia jual seharga Rp2.500, sedangkan ukuran besar Rp10.000. Namun, keuntungan itu selalu habis untuk kebutuhan harian.

Angin Segar dari PHE ONWJ

Enam bulan terakhir, hidup Wartinah sedikit berubah. PHE Offshore North West Java (PHE ONWJ) menghadirkan angin segar bagi para perajin terasi di Rawagempol. 

Melalui program pemberdayaan masyarakat, perusahaan ini membangun rumah produksi lengkap dengan fasilitas modern seperti freezer berkapasitas besar, mesin penggiling udang rebon, vacuum sealer, timbangan digital, hingga alat pencetak terasi.

Tidak hanya itu, PHE ONWJ juga menggandeng Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk memberikan pelatihan kepada 43 kelompok UMKM perajin terasi, termasuk Wartinah. Mereka diajari cara meningkatkan kualitas produksi, mengelola keuangan, hingga strategi pemasaran modern.

“Dulu saya mencetak terasi dengan cara manual. Lambat, dan hasilnya kurang konsisten. Sekarang, dengan alat-alat ini, produksi saya bisa dua kali lipat lebih banyak. Saya juga mulai belajar soal pengemasan yang lebih menarik, jadi produk saya lebih diminati,” ujar Wartinah penuh semangat.

Hasil yang Mengubah Hidup

Dengan peningkatan kapasitas produksi, penghasilan Wartinah pun bertambah. Kini, ia mampu menyisihkan sedikit uang untuk menabung dan membayar utang. Rumah produksinya tidak hanya membantu meningkatkan kualitas terasi, tetapi juga membawa optimisme baru bagi keluarga kecilnya.

“Dulu tidak ada yang tersisa untuk ditabung. Sekarang, sedikit-sedikit saya bisa simpan uang. Bebannya lebih ringan,” katanya.

 

Program ini tidak hanya berdampak pada Wartinah, tetapi juga komunitas perajin terasi lainnya di Rawagempol. Mereka kini memiliki kesempatan untuk bersaing dengan produk sejenis dari daerah lain.

Harapan untuk Masa Depan

R. Ery Ridwan, Head of Communication, Relations & CID PHE ONWJ, menyatakan bahwa inisiatif ini bertujuan menciptakan dampak yang berkelanjutan bagi masyarakat. 

"Kami ingin membantu para perajin seperti Bu Wartinah agar lebih mandiri secara ekonomi dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas. Upaya kecil ini kami harap bisa membawa perubahan besar bagi kehidupan mereka,” ungkapnya.

Kini, Wartinah tak hanya berjuang untuk hari ini, tetapi juga menatap masa depan dengan keyakinan baru. Dari udang rebon dan tangan penuh kerja kerasnya, ia menciptakan lebih dari sekadar terasi—ia menciptakan harapan.

Topik Menarik