Potret Warga Pengangguran di Kota Industri, "Karawangku Sayang, Wargaku Malang"

Potret Warga Pengangguran di Kota Industri, "Karawangku Sayang, Wargaku Malang"

Terkini | karawang.inews.id | Rabu, 23 Oktober 2024 - 19:00
share

KARAWANG, iNewskarawang.id - "Karawangku sayang, wargaku malang", kalimat itu nampaknya mewakili potret masyarakat Kabupaten Karawang, hidup sebagai penonton lalu-lalang pendatang yang bekerja di Kota sendiri.

"Bicara kesejahteraan, hidup dan tinggal di kelilingi Kawasan Industri tidak menjamin masyarakatnya hidup sejahtera dan bekerja di Pabrik yang berada di sekitarnya," ucap Indra (27) Salah satu pemuda di Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang.

Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, salah satu Desa yang dikelilingi ratusan pabrik. 

Puluhan tahun ratusan pabrik menjajaki wilayah mereka, nasib masyarakat dan pemuda disana masih memprihatinkan. Bahkan, masih banyak pemuda sebayanya masih menganggur hingga saat ini.

Jaminan masuk kerja yang dibayangkan oleh mereka karena berdekatan dengan Kawasan Industri hanya menjadi mimpi kecil mereka. Tidak sedikit pemuda disana harus merantau ke luar Karawang setelah lulus sekolah demi medapatkan pekerjaan.

Kehadiran ratusan perusahaan disana seperti tidak memberikan dampak positif kepada masyarakat, selain pencemaran lingkungan terhadap lingkungan mereka.

Harapan mereka pupus seiring banyaknya pendatang yang malah mengisi lowongan pekerjaan. Dan pada akhirnya mereka hanya menjadi penonton kendaraan yang melintas berangkat dan pulang kerja.

"Miris, kita yang asli Karawang dan tinggal disebelah Kawasan Industri malah menganggur. Hanya jadi penonton para pendatang yang lalu-lalang pulang-pergi kerja," Kata Indra sambil mengelus dada.

Gimik Job Fair 

Membahas HUT Karawang ke-391, perayaan hari jadi Karawang itu sempat menjadi angin segar bagi masyarakat disana. Bagaimana tidak,  1.000 lowongan akan dibuka dengan sasaran masyarakat asli Karawang.

Namun, berbanding terbalik dengan kenyataan. Iming-iming 1.000 lowongan kembali hanya menjadi tontonan bagi mereka.

"Job Fair kemarin? Enggak ada di wilayah sini yang dapat. Boro-boro ikut tes, mau daftar aja udah kepentok (terhalang) pendidik. Kan yang diminta kebanyakan D3 dan S1," Cetusnya.

Bukan hanya dikeluhkan oleh Indra, Job Fair 1.000 lowongan pun sempat menjadi bahan unjuk rasa para pemuda pengangguran di Karawang.

Aksi tersebut berlangsung pada Kamis,(17/10/2024), di depan Kantor Pemda Karawang. Massa aksi merasa kepala Disnakertrans belum mampu memberikan peluang bagi masyarakat Karawang untuk bekerja di industri yang berdiri di Karawang.

Massa aksi juga mendesak agar Pemerintah Kabupaten Karawang mengganti Kepala Disnakertrans karena dianggap gagal mengakomodir aspirasi masyarakat Karawang untuk bisa bekerja di pabrik yang ada di kota tersebut 

Nasib Para Difabel Ditengah kota Industri

Suara keresahan pun terdengar dari hati para difabel di Karawang. Diterjemahkan oleh rekannya, Rizky, salah satu difabel di Karawang menggunakan bahasa isyarat menceritakan sulitnya mendapatkan kerja bagi para difabel.

Dan menurutnya, difabel yang saat ini bekerja bukanlah difabel sejak lahir melainkam korban dari kecelakaan kerja.

"Kita tidak mempermasalahkan hal itu. Tapi yang kita permasalahan, kenapa kita yang difabel sejak kecil tidak turut diperhatikan. Apakah kita tidak layak untuk bekerja?," Kata Rizky melalui penerjemah.

Ia juga menduga adanya indikasi pekerja titipan yang dilakukan oleh Disnakertrans Karawang. "Kita sudah coba, kita juga pernah ikut pelepasan saat penyaluran disabilitas untuk bekerja. Tapi tidak masuk, dan bahkan sampai saat ini tidak ada kabar. Hanya jadi bahan seremonial saja," Tuturnya.

Dalam lubuk hati, Rizky berharap kedepan masyarakat Kabupaten Karawang bisa menikmati upah dari perusahaan yang sudah puluhan tahun berdiri di Karawang.

"Bukan orang luar saja, saya harap, semua masyarakat Karawang, tanpa terkecuali bisa bekerja dan mencari nafkah di kotanya sendiri. Dan bukan hanya sebagai penonton," Tandasnya.

Topik Menarik