Anggota DPR Yohanis Wanimbo Lakukan Pembohongan Publik Terkait Pasien Meninggal di RSUD Ilaga

Anggota DPR Yohanis Wanimbo Lakukan Pembohongan Publik Terkait Pasien Meninggal di RSUD Ilaga

Terkini | jayapura.inews.id | Selasa, 21 Januari 2025 - 22:10
share

PUNCAK, iNews.id - Pernyataan yang disampaikan oleh Anggota DPR Provinsi Papua Tengah, Yohanis Wanimbo dimedia massa belum lama ini, yang mengkritik keras manajemen RSUD Puncak yang dinilai tidak lagi memenuhi standar pelayanan kesehatan, yang berujung pada tingginya jumlah pasien yang meninggal di Kabupaten Puncak.

Akhirnya, mendapat klarifikasi dari pemerintah Kabupaten Puncak, melalui  Penjabat Bupati Puncak Nenu Tabuni didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Puncak Demus Wonda,termasuk Direktur RSUD Ilaga Elpina Kogoya dan juga di temani Dokter dan Staff RSUD Ilaga, mereka menilai apa yang disampaikan oleh oknum anggota DPRD tersebut sama sekali tidak mendasar, bahkan merupakan pembohongan publik.

Penjabat Bupati Puncak, Nenu Tabuni menjelaskan terkait dengan informasi tersebut, dirinya pun sudah mengundang kepala Dinas Kabupaten Puncak, Direktur RSUD Ilaga, juga beberapa dokter Rumah Sakit (RSUD Ilaga), sekaligus melakukan kordinasi terkait dengan adanya, informasi yang sudah tersebar yang di sampaikan oleh salah satu anggota DPR Provinsi Papua Tengah, yang berasal dari kabupaten puncak terkait dengan tingginya pasien, yang mengakibatkan angka kematian di RSUD itu meningkat, serta informasi terkait kinerja dari Rumah Sakit perlu di evaluasi.

“Kami sudah lakukan pertemuan, kami merapatkan itu, apakah benar pemberitaan yang di sampaikan oleh salah satu anggota DPR tersebut, setelah rapat hasil yang kita dapat dari informasi yang tersebar adalah nihil tidak benar,” kata PJ Bupati Puncak di ruang kerjanya, Selas (21/1/2025).

Lanjut PJ Bupati, Setelah melakukan rapat dan melakukan cross check langsung ke pihak terkatit, yaitu Direktur Rumah Sakit dan Juga Kepala Dinas Kesehatan, juga kepada para dokter dan staff RSUD yang ada, didapat bahwa infomasi yang di sampaikan oleh salah satu anggota DPR tersebut merupakan pembohongan publik.

“Oleh karena itu saya mengundang kepala dinas dan direktur RSUD dan dokter mereka akan menjawab langsung, agar supaya informasi ini jangan sampai dia anggap benar. Karena data real yang ada di rumah sakit kita tidak temukan, hal yang mengakibatkan para pasien yang masuk di rumah sakit di RSUD ilaga itu meningkat di akhir tahun maupun awal tahun ini,” tegas Nenu Tabuni.

Nenu Tabuni juga tidak lupa mengingatkan, jika ada pihak-pihak yang memiliki saran, usulan dan kritikan harus disampaikan dengan dengan benar, harus sesuai dengan data di Lapangan, sebab Pemerintah menerima itu semua, tapi lakukanlah dengan proses yang elegan, yaitu Datanglah secara resmi undang pihak-pihak terkait, sehingga data yang diperoleh juga benar-benar falid dan bisa dipertanggungjawabkan.

“Misalnya Saran, masukan, usulan, untuk rumah sakit di Kabupaten Puncak ini untuk kedepan lebih bagus itu tidak ada masalah, akan kami terima dan berterima kasih. Tetapi ketika berbicara terkait tingginya pasien, mengakibatkan meninggal, itu harus berdasarkan fakta,dan data yang lengkap,kalau bilang banyak itu berapa?mana datanya,sampaikan kepada kami!” tambah Nenu Tabuni.

“Baik itu dari DPR Provinsi, maupun itu dari pemerintah, lembaga mana saja, untuk saran rumah sakit itu tidak masalah kami terima. Tetapi hal-hal yang mengenai pasien, atau penyakit menular yang lainnya yang mengakibatkan kematian orang. Itu harus berbicara berdasarkan data dan fakta yang ada di lapangan, jika tidak. Tidak boleh menyebarkan informasi hoaks kepada publik, karena fakta dan bukti di lapangan tidak ada, tidak mengambil data dan memberikan infomasi yang tidak benar, itu tidak benar,” tegas Nenu Tabuni.

Sementara itu, selaku Direktur RSUD Elpina Kogoya juga menambahkan pihaknya sudah melakukan evaluasi, bahkan sendirinya selaku pimpinan RSUD juga sudah mengecek semua stafnya, terkait apa yang disampaikan oleh salah satu anggota DPR Provinsi Papua Tengah.

“Ternyata infomasi yang disampaikan ini tidak benar, sebab selaku Direktur RSUD Ilaga, dirinya mengatahui persis keadaannya di lapangan, Karena RSUD ilaga ini, terus ada dilakukukan peningkatan pelayanan, maupun fasilitas, sehingga tahun 2024, RSUD Ilaga, dinaikan statusnya ke kelas tipe D Pratama,” tegasnya.

“Walaupun ada kekurangan obat-obatan, tetapi pihaknya tetap berusaha untuk memenuhi, berusaha untuk belanja, sehingga mendapatkan bantuan dari Provinsi Papua Tengah, bahkan RSUD Ilaga, juga mendapat bantuan dari Pusat, dari kementrian Kesehatan,” tambahnya.

“Kalaupun ada kekurangan itu pasti, karena kami di daerah sepertini ini, pasti punya kekurangan. Kami tidak bisa samakan dengan daerah kota, walaupun kekurangan kami tetap berusaha tetap untuk melayani. Pelayanan tetap jalan, jika ada pasien yang datang, dengan kondisi apapun kami tetap melayani dengan segala kekurangan kami tetap kami layani dengan pelayanan yang optimal semampu kami, yang ada di RSUD Ilaga,” tambah Elpina Kogoya.

“Jadi bahasa-bahasa (suara-suara) yang keluar, yang membuat opini-opini yang tidak jelas, kami katakan itu tidak benar. Ditahun berjalan ini peningkatan, perbaikan-perbaikan sampai ke manajemen tetap akan kami jalankan. Perlu di ketahui kami memiliki rekaman medik, kami memiliki bukti. Apapun yang di sampaikan diluar, opini-opini yang tidak benar, Kami katakan itu tidak benar,” tegas Elpina Kogoya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Demus Wonda juga menepis informasi yang disampaikan oleh salah satu anggota DPR Yohanis Wanimbo, adalah tidak benar, Demus Wonda justru memberikan apresiasi kepada Anggota DPR Papua Tengah yang lain, seperiti anggota DPR Fraksi Nasdem Anis Labene, yang mendukung akreditasi Puskesmas Sinak.

“Dia mendukung akreditas Puskemas Sinak,demi peningkatan pelayanan, hal-hal seperti itu, yang dibutuhkan, dimana DPRD dan Pemerintah, bersama-sama mengawal pembangunan, mendorong agar peningkatan kesehatan menjadi prioritas, ucap Demus Wonda.

“Saran itu penting demi kemajuan kesehatan, namun jika kritik yang menjatuhkan, bahkan tidak sesuai dengan fakta dilapangan, itu tidak dapat kami terima, dan perlu diketahui, dan tim kami sudah dua minggu berada disana Puskemas Sinak untuk,proses akreditas Puskemas sinak,” jelas  Demus Wonda.

Topik Menarik