Sosok Untung Surapati, Budak yang Gerakkan Puluhan Teman Melawan VOC Belanda

Sosok Untung Surapati, Budak yang Gerakkan Puluhan Teman Melawan VOC Belanda

Infografis | sindonews | Sabtu, 16 November 2024 - 08:26
share

UNTUNG Surapati merupakan salah satu pejuang yang turut berjuang mengusir penjajah Belanda dari Indonesia. Tapi, siapa yang menyangka sebelum dikenal sebagai pahlawan dan turut berjuang melawan penjajah, Untung Surapati adalah seorang budak.

Lahir dengan nama Untung, lalu dia dijual sebagai budak saat usianya masih 7 tahun. Kala itu, Untung dipekerjakan sebagai budak oleh kapten Van Berber dari Makassar kepada Kapten Moor pada tahun 1667 atau tujuh tahun setelah kelahirannya pada tahun 1660 di Bali.

Saat dewasa berusia 20 tahun, Untung Surapati menjalin asmara dengan Suzanne, putri dari sang majikan Edele Heer Moor. Nahas, hubungan asmaranya dengan Suzanne diketahui sang majikan.

Dia akhirnya dipenjarakan oleh Moor. Namun, berkat siasat cerdik Untung, dia berhasil keluar dari penjara. Dia bekerja sama dengan 60 budak yang turut dipenjara Moor.

Dikisahkan dalam buku "Untung Surapati Melawan VOC Sampai Mati" karya Sri Wintala Achmad, dia akhirnya berhasil melarikan diri dari tahanan VOC Belanda. Tak hanya sekadar kabur sendiri, Untung Surapati turut mengajak 60 budak yang membantunya.

Alhasil, dia dan para budak lain berhasil kabur satu per satu. Usai kabur, Untung pun diburu pasukan VOC Belanda. Konon mereka dihujani timah panas hingga seluruh pengikut Untung Surapati tewas.

Nasib baik menaungi Untung Surapati. Dia selamat dan berhasil bersembunyi. Untung bersembunyi di sebuah padang ilalang di tengah hutan lebat. Di sanalah akhirnya dia menggalang kekuatan pasukan.

Sejumlah orang dari berbagai daerah Bugis, Makassar, Ambon, dan Melayu, konon akhirnya bergabung dengan Untung Surapati.

Perlawanan pun dilakukan pertama oleh Untung Surapati dan pasukannya. Sayang, Untung Surapati dan anak buahnya ditumpas oleh tentara VOC. Banyak pasukan Untung Surapati yang menjadi korban.

Bahkan dikisahkan hanya tinggal 40 orang pasukan yang masih hidup dan melarikan diri. Mereka kembali melarikan diri memasuki hutan belantara dan bersembunyi di padang ilalang. Kemudian mereka berlari menuju Cianjur hingga Cirebon.

Topik Menarik