Jambi Optimalkan Keterbatasan Lahan untuk Pengendalian Inflasi

Jambi Optimalkan Keterbatasan Lahan untuk Pengendalian Inflasi

Infografis | sindonews | Kamis, 17 Oktober 2024 - 21:41
share

Pemkot Jambi mengoptimalkan keterbatasan lahan untuk pengendalian inflasi sebagai langkah nyata dalam mendukung ketahanan pangan dan mengendalikan inflasi.

Hal itu terungkap saat panen padi bersama Kelompok Tani Rukun Jaya di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi.

Baca juga: Penyempitan Lahan Sawah Bisa Ancam Ketahanan Pangan

Dalam kesempatan itu, Pj Wali Kota Jambi, Sri Purwaningsih mengungkapkan pentingnya program Gerakan Payo Menanam untuk meningkatkan produksi komoditas yang berkontribusi terhadap inflasi, seperti cabai, bawang merah, dan padi.

Gerakan tersebut diharapkan dapat diadopsi secara luas oleh masyarakat. Keterbatasan lahan di Kota Jambi dapat disikapi dengan mengoptimalkan lahan lahan pekarangan.

Di antaranya menggunakan polybag untuk menanam berbagai komoditas pertanian, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan setiap hari.

"Langkah ini akan sangat membantu menstabilkan harga pangan, terutama mengingat keterbatasan lahan pertanian di Kota Jambi," kata Sri Purwaningsih dikutip Kamis (17/10/2024).

Baca juga: Menjaga Ketahanan Pangan, Kementan Tekankan Pentingnya Pengawasan Alih Fungsi Lahan

Dia juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah daerah, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Forkopimda, serta dengan pihak-pihak terkait seperti BPS dan Bank Indonesia, dalam menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi pangan.

“Pada September 2024, inflasi Kota Jambi tercatat sebesar 1,65, lebih rendah dari inflasi Provinsi Jambi yang mencapai 1,95 dan inflasi nasional yang berada di angka 1,84,” tambahnya.

Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kerja sama yang baik antara berbagai pihak.

Sri memberikan apresiasi kepada Ketua DPRD Kota Jambi atas dukungan dalam pengalokasian anggaran pengendalian inflasi juga mengalami peningkatan signifikan, dari Rp6,8 miliar pada 2023 menjadi Rp14,4 miliar pada 2024.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas harga komoditas, terutama bahan pangan yang menjadi penyumbang inflasi.

"Saya berharap kegiatan pertanian seperti penanaman padi sawah dan urban farming dapat terus dilakukan secara berkelanjutan. Harapannya dapat mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah," ujarnya.

Topik Menarik