Kampung Unik di Purbalingga, Dusun Terpencilnya Menyeramkan Bak Desa Mati hanya Dihuni 2 KK

Kampung Unik di Purbalingga, Dusun Terpencilnya Menyeramkan Bak Desa Mati hanya Dihuni 2 KK

Terkini | inews | Jum'at, 24 Januari 2025 - 16:36
share

PURBALINGGA, iNews.id – Kampung unik di Purbalingga ini menarik untuk dijelajahi. Salah satu dusun terpencilnya di tengah hutan rimbun kini bak dusun mati karena hanya dihuni dua kepala keluarga.

Dusun Cikal, Desa Jingkang, Kecamatan Karangjambu tepatnya. Dusun itu viral setelah video deretan rumah megah ditinggal penghuninya diunggah di media sosial. 

Bangunan rumah warga yang megah itu  dibiarkan rusak sejak ditinggal penghuninya usai kejadian tanah longsor tahun 2015 silam. Mayoritas warga di Dusun Cikal itu memilih direlokasi ke Desa Jingkang.

Kampung Unik di Purbalingga

Melancong ke Dusun Cikal harus ekstra sabar dan penuh perjuangan. Sebab, tempatnya jauh di tengah hutan dan akses jalan yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

Pengunjung juga harus menyeberangi sungai dan menyusuri jalan setapak dihimpit tebing dan lahan sawah. 

Mendekati dusun itu, pengunjung akan disuguhi hutan yang masih rimbun. Namun, dari kejauhan sudah terlihat rumah-rumah warga yang tampak kecil karena tertutup pohon-pohon tinggi menjulang.

Suasana kampung Cikal yang dulu ramai kini berubah sunyi karena banyak penghuninya yang pindah ke desa lain. Mereka rela meninggalkan rumah dan kampong halamannya karena kondisi tanahnya yang labil dan kerap terjadi longsor.

Kaur Perencanaan Pemdes Desa Jingkang, Muhyidn Suryo mengatakan, Dusun Cikal dulu dihuni 45 kepala keluarga. Namun, mayoritas warganya telah pindah ke Dusun Jlewus yang berjarak enam kilometer.

“Sejak bencana tanah longsor tahun 2015, seluruh warga Dusun Cikal minta direlokasi. Tahun 2016, warga mulai pindah karena sudah tidak layak untuk ditempati,” katanya, Jumat (24/1/2025).

Dia menuturkan, tidak semua warga Dusun Cikal pindah ke tempat relokasi, terutama lansia yang masih memiliki hewan ternak dan pekerjaan di Cikal. “Warga Dusun Cikal juga masih bolak balik karena lahan pertanian mereka berada di dusun itu,” ujarnya.

Warga Dusun Cikal, Sutaryo mengaku tidak pindah ke desa lain dan memilih bertahan karena masih memiliki lahan yang bisa ditanami. Dia juga membuat kerajinan sapu lantai. 

“Saya lahir di sini. Selain itu, bisa lebih dekat mengurus sawah dan kebun,” ujarnya.

Topik Menarik