Legenda Malaysia Safee Sali Ditanya Dugaan Pengaturan Skor Vs Timnas Indonesia di Final Piala AFF 2010, Jawabannya Mengejutkan
JAKARTA, iNews.id - Legenda Timnas Malaysia, Safee Sali ditanya soal dugaan pengaturan skor vs Timnas Indonesia di final Piala AFF 2010. Dia memastikan jika isu tersebut tidak benar.
Malaysia juara Piala AFF 2010 usai melibas Timnas Indonesia dengan skor agregat 4-2. Partai final itu masih ramai menjadi bahan perbincangan di media sosial yang menyebut adanya campur tangan mafia. Walaupun itu semua hanya isu liar karena sampai saat ini tidak ada bukti konkret.
Harimau Malaya menang telak 3-0 atas Timnas Indonesia di Stadion Bukit Jalil pada final leg pertama. Kemudian menelan kekalahan 1-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Pertandingan leg pertama disinyalir ada campur tangan dari mafia. Sebab, ada hal-hal yang dirasa janggal. Tapi, Safee dengan tegas membantahnya.
Eks pemain Pelita Jaya itu juga meyakini kalau Timnas Indonesia pastinya tidak ingin main sabun. Apalagi, dia mengakui kalau Skuad Garuda tim yang kuat karena sempat membantai Malaysia di fase grup dengan skor 5-1.
“Waktu saya bermain, saya tak pernah dengar dan mengetahui tentang ini. Setelah belakangan ini saya baru mendengar masalah mafia yang diatur oleh orang diluar,” kata Safee, dilansir kanal youtube Sport77, Selasa (21/1/2025).
“Saya merasa tidak ada unsur mafia. Saya rasa tidak mungkin Indonesia mau seperti itu. Karena di pertandingan pertama (fase grup) sudah menang 5-1, mereka waktu itu sudah kuat,” terangnya.
Menurut Safee, kekalahan Timnas Indonesia itu tak luput dari penurunan performa pemain. Ditambah, para pemain Malaysia memiliki tekad untuk bangkit dari kekalahan telak di fase grup.
“Dalam permainan sepak bola pasti ada performa naik turun. Mungkin waktu di final performa Malaysia meningkat sementara Timnas Indonesia yang di awal menang besar sudah mulai menurun,” ujar dia.
Safee juga mengungkapkan kalau para pemain Timnas Indonesia bermain sangat serius di laga tersebut. Karena itu, dia tidak berpikir kalau pertandingan itu diatur mafia.
“Serius. Saya melihat saat bermain di lapangan itu tidak ada (pemain Timnas Indonesia) yang main-main,” ucapnya.